Sebagai makhluk sosial, manusia pasti akan bertemu dengan perbedaan. Mulai dari perbedaan pikiran, sampai cara memandang permasalahan. Termasuk dalam hal menentukan mana salah dan benar.
Ketegasan, kepemimpinan dan kepribadian semakin mendapatkan ujian kala bertemu dengan kesalahan yang orang lain lakukan.
Baca Juga: Hidupkan Semangat Juang
Kalau setiap ada kerugian, pemimpin tertinggi hanya menuding bawahannya yang melakukan kesalahan, maka pemimpin itu tidak mengerti bagaimana menjadi pemimpin yang tepat.
Pandangan Dale
Dale Carnegie dalam buku “Leadership Mastery” mengatakan bahwa pemimpin yang baik tahu bagaimana merespon kesalahan orang lain atau bawahannya sendiri.
“Kita semua harus berhadapan dengan orang-orang negatif, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Pemimpin efektif bisa menunjukkan kesalahan seseorang secara positif dan proaktif, dan pada saat yang sama bersikap jelas sekaligus konstruktif.
Bagaimana Anda bisa memperbaiki interaksi dengan orang-orang negatif di organisasi Anda?
Sebagai pemimpin dan teladan, bagaimana Anda memperbaiki reaksi Anda sendiri terhadap kesalahan yang Anda buat?”
Jadi, pemimpin efektif menurut Dale ialah yang bisa melihat kesalahannya sendiri, baru melihat kesalahan orang lain dan bersikap secara jelas lagi konstruktif.
Runyam
Seringkali seseorang masuk dalam sebuah kerunyaman bukan karena masalah yang rumit. Tetapi lebih karena cara menyikapi yang tidak konstruktif.
Kita seakan tidak pernah mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW itu hidup dalam kondisi masyarakat penuh dengan masalah.
Baca Lagi: Yang Membahagiakan
Masalah terbesar mereka adalah kejahiliyahan. Tetapi untuk bisa mengubah masyarakat itu, Rasulullah lebih banya fokus memperbaiki diri daripada mengumbar ketidakpuasan atas kondisi yang terjadi.
Dalam kata yang lain, kerunyaman permasalahan masyarakat, bangsa atau negara, bisa kita atasi dengan melatih diri bereaksi secara tepat, jelas dan konstruktif.
Dalam bahasa teman-teman Pemuda Hidayatullah dengan menempa diri jadi insan yang progresif beradab.*