Home Kajian Utama Indonesia Gagal Literasi?
Indonesia Gagal Literasi?

Indonesia Gagal Literasi?

by Imam Nawawi

Indonesia gagal literasi merupakan satu ungkapan dari Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha (Koran Republika (18/3/22).

Padahal, literasi merupakan kemampuan untuk memberi makna terhadap informasi yang datang secara kritis.

Baca Lagi: Buta Huruf Abad 21

Dengan begitu setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup.

“Dalam kasus yang sekarang-sekarang terjadi, itu tidak ada. Memaknai informasi secara kritis itu tidak ada. Manfaat terhadap kualitas hidup kita juga tidak ada. Ini persoalan besar dalam literasi kita,” kata Hilman.

Tragedi Milenial

Jauh sebelum ungkapan Ketua Umum Ikapi itu, Prof. DR. Hamid Fahmy Zarkasyi dalam sebuah video singkat yang sempat viral menyatakan bahwa generasi milenial menghadapi satu tragedi.

Tragedi itu adalah keengganan untuk membaca. Membaca media sosial sangat minat. Membaca buku sangat tidak suka.

Kemudian ia mengutip ungkapan sastrawan Indonesia, Taufik Ismail. Generasi sekarang tuna baca. Dalam arti bisa membaca tetapi tidak mau membaca.

Selain itu dalam hal menulis tidak terampil. Jadi tuna baca, pincang menulis.

Indonesia dari peringkat kegemaran membaca jauh di bawah Thailand, Malaysia dan Singapura.

Kultur dan pendidikan kurang mendorong anak-anak gemar membaca buku. Jepang misalnya, memiliki satu hari yang seluruh siswa masuk kelas hanya untuk satu kegiatan, membaca buku sejarah nasional.

Anak-anak sekolah di Eropa setahun membaca lima buku. Artinya bisa dibayangkan SMP, SMA, dan mahasiswanya.

Jadi, literasi dalam hal membaca dan menulis tidak akan dan tidak boleh digantikan oleh apa pun.

Hilman menegaskan kepada Republika, “Literasi baca-tulis tidak tergantikan. Kita bisa membaca buku, mendengarkan buku, menonton buku. Kita bisa melihatnya dalam bentuk kertas, bentuk layar, tapi baca-tulis tak boleh tergantikan.”

Kemunduran

Jadi, kemunduran Indonesia tidak bisa terhindarkan. Jika manusianya tidak menajamkan kekuatan literasinya.

Kemunduran literasi adalah buah dari ketidakminatan manusia pada gerakan membaca dan menulis.

Bagi umat Islam ini sangat memprihatinkan kalau benar-benar terjadi. Hal ini karena ajaran Islam, ayat pertama yang turun dalam Alquran adalah perintah membaca (Iqra’).

Baca Lagi: Siapa Membaca Dia Menguasai

Bahkan bukan sekedar membaca belaka. Tetapi Iqra’ bismirabbik (bacalah dengan nama Tuhanmu). Jadi, idealnya umat Islam yang terdepan dalam riset, ilmu dan teknologi.

Semoga dengan kesadaran beragam pihak yang terus menyuarakan masalah penting ini, secara perlahan, rendahnya literasi bangsa dan umat ini secara perlahan dapat kita atasi bersama.

Pemuda Hidayatullah sendiri ikut tampil dalam mengatasi problem ini melalui satu program strategis, yaitu Sakotulis (Satu kota dan satu kabupaten, satu penulis).*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment