Home Kajian Utama Indonesia Darurat Etika?
Indonesia Darurat Etika?

Indonesia Darurat Etika?

by Imam Nawawi

Viralnya berita pegiat media sosial yag menghina seorang ulama muda wanita Pesantren Lirboyo sungguh sangat kelewatan.

Pertama itu sikap jauh dari nilai Pancasila. Kedua, itu membuat gaduh ruang maya dan alam nyata bangsa ini.

Ketiga, jika tidak mendapat respon memadai dan adil dari sisi hukum dan etika, itu akan mengacak-acak tatanan kehidupan bermasyarakat kita semua.

Baca Juga: Rakus, Ini yang Butuh Ditangani

Oleh karena itu keputusan PW NU Jatim yang akan menempuh proses hukum akan hal itu bukan saja penting, tetapi memang relevan guna menjaga sisi etika bangsa ini tetap terawat dengan baik.

Sanksi

Etika secara umum mengulas tentang dasar bagaimana manusia bertindak secara etis.

Tidak berlebihan kalau ada pemikiran bahwa etika secara derajat jauh di atas hukum.

Pepatah yang pernah saya dengar kala kuliah di STAIL Surabaya, “Orang yang cerdas cukup diperingatkan dengan isyarat. Bukan pukulan badan.”

Dalam kata lain ketika ada seseorang tindakan dan ucapannya berlawanan dengan perintah akal budi, maka dia telah kehilangan kecerdasannya sebagai manusia.

Orang yang seperti itu akan mudah untuk menipu, mencuri, atau menghina.

Ia telah kehilangan timbangan kecerdasan bahwa semua tindakan itu adalah tindakan tidak etis.

Oleh karena itu tindakan yang tidak etis harus mendapatkan sanksi, terutama kala menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam buku “Etika Kebahagiaan Fondasi Filosofis Etika Thomas Aquinas” karya Dr Simpesius Sandur, CSE dijelaskan bahwa kejahatan itu memang seumur dengan sejarah umat manusia, bahkan lebih dahulu dari seni, puisi, dan fiksi yang pernah manusia hasilkan.

Dalam kata yang lain, sisi etika harus benar-benar mendapat prioritas perhatian.

Jepang adalah negeri yang memahami itu, sehingga setiap ada dugaan pelanggaran etika, pejabat yang bermasalah akan mengundurkan diri. Kalau Indonesia?

Kebahagiaan

Etika pada akhirnya merupakan satu mesin pendorong bagaimana kebaikan tumbuh dan berkembang. Karena itu etika yang kuat akan menghadirkan kebahagiaan.

Beruntung Indonesia punya Pancasila dan warga negaranya beragama, sehingga eksistensi etika bisa mendapatkan pupuk dan siraman yang memadai untuk tetap terpelihara.

Satu langkah yang amat penting adalah bagaimana kita semua dengan suara yang bisa kita salurkan via media sosial dapat mendorong perbaikan etika bangsa ini.

Baca Lagi: Muhasabah Politik Umat

Terlebih belakangan suara netizen yang viral dapat mendorong penindakan hukum secara cepat dan penyadaran publik secara efektif.

Permasalahannya adalah kalau orang yang baik tidak mau bersuara, maka keburukan akan semakin terdengar nyaring. Kalau itu kita biarkan, maka lambat laun, etika memang akan benar-benar langka dari Indonesia.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment