Pernahkah sahabat bertanya dalam hati, mengapa saya harus beriman? Iman ini kata yang paling sering mengitari kehidupan kita. Bahkan ada orang bernama “Iman”. Tetapi apa sebenarnya iman itu? Apa alasan mendasar mengapa iman itu penting bagi kita?
Saya sungguh terinspirasi dari ayat ke 103 Surah Al-Baqarah perihal iman ini.
“Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui”.
Kekafiran Yahudi
Ayat itu memberikan sebuah keterangan kepada kita tentang cara kaum Yahudi yang menolak iman dan Islam. Mereka berpikir dengan cinta dunia, menguasai ilmu sihir, akan memperoleh banyak keuntungan. Kata Allah, cara berpikir dan langkah hidup seperti itu adalah salah.
Tafsir Al-Muyassar menerangkan dengan sangat terang. Bahwa jika orang-orang Yahudi mau beriman dan bertakwa kepada Allah, mereka pasti akan sadar bahwa pahala dari Allah jauh lebih baik daripada keuntungan yang mereka dapatkan dari sihir. Jika mereka benar-benar memahami ganjaran dan pahala yang didapat dari iman dan ketakwaan, pastilah mereka akan memilih untuk beriman.
Dan, yang menarik, kalimat terakhir dari ayat tersebut adalah, “Kalau mereka mengetahui”.
Artinya, orang yang memilih jalan yang salah, sesat bahkan destruktif adalah orang-orang yang membiarkan ketidaktahuannya menjadi penentu. Padahal, kalau mereka tidak tahu sebaiknya percaya kepada Allah SWT, Rabb yang Maha Mengetahui.
Percaya Begitu Saja?
Iman kalau bagi sebagian kita maknanya sederhana, percaya. Namun, iman tidak sesimpel kata percaya dalam bahasa Indonesia. Iman memiliki arti, konsekuensi, dan tujuan.
Baca Lagi: Anak Muda Harus Siap Memimpin
Makna iman menurut para ulama adalah keyakinan yang tulus dalam hati, yang diungkapkan melalui ucapan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Jadi percaya, iman, itu bukan hanya ucapan. Tetapi membentuk kesadaran, menetapkan pilihan hidup dan menjalani kehidupan ini dengan keyakinan mendalam tentang iman itu sendiri.
Selain itu, iman memiliki tingkatan dan dapat bertambah atau berkurang, sehingga seorang Muslim harus senantiasa berusaha meningkatkan kualitas imannya. Iman yang sempurna mencakup keyakinan kepada enam rukun iman.
Jadi, kita beriman kepada Allah karena kita sadar, dari seluruh pengetahuan yang kita miliki, semua itu tidak menjangkau betapa apa yang Allah sediakan kepada kita sebagai pahala, kenikmatan di akhirat, yang kondisinya jauh lebih baik daripada apa yang kita nikmati dalam kehidupan dunia ini.
Karena posisi kita tidak mengetahui, Allah meminta kita berpikir, merenung, membaca dengan mendalam, siapa yang layak kita jadikan Tuhan. Dengan bekal itulah iman itu akan tumbuh.
Dan, arti iman yang sesungguhnya adalah kita percaya kepada Allah sepenuh hati. Yakin janji Allah pasti. Teladannya ada pada kehidupan seluruh Nabi dan Rasul. Maka kita penting mengenal mereka semua. Dan, dari kisah hidup mereka, kita akan memastikan diri tidak menukar keyakinan itu dengan kesenangan semu di alam dunia ini.*