Masih saja ramai berita tentang seorang rektor yang menghina wanita berjilbab dengan sebutan manusia gurun. Terbaru, mantan Rektor ITS, M. Nuh meminta agar yang bersangkutan mau meminta maaf. Sekali lagi fakta berbicara, bahwa ilmu tinggi tak jaminan seseorang selamat dari kesombongan.
Sombong dalam pandangan seorang pemimpin Katolik terkenal Thomas Aquinas (1225-1274) adalah sikap seseorang yang menilai dirinya lebih dari kenyataan. Kemudian kehendaknya melawan nalar sehat.
Baca Juga: Inilah Alamat Kehancuran
Terbukti, soal gurun misalnya. Prof Hamid Fahmy Zarkasyi dalam status facebook mengatakan bahwa ketika manusia dekat dengan Tuhan, walau pun tinggal di kawasan “gurun pasir” kekayaannya melimpah alias barokah. Manusianya cerdas-cerdas karena pendidikannya maju.
“Ranking universitasnya di atas ranking universitas di negeri ini,” tulisnya.
Gurun di Eropa
Berbicara gurun, ternyata Eropa juga punya gurun. Tepatnya di Spanyol, yaitu Gurun Tabernas. Ketika musim panas, suhu udara mencapai 47 derajat Celcius.
Desierto de Tabernas juga memiliki flora dan fauna layaknya gurun secara umum. Ada ular dan juga kadal. Jadi kadal gurun, juga ada di Eropa.
Narsissistik
Jadi, benar ungkapan Aquinas bahwa orang sombong menilai diri lebih dari kenyataan. Fakta soal gurun saja sudah memberikan jawaban terbalik dari perkataannya yang merendahkan itu.
Pertanyaannya mengapa orang jadi mudah merendahkan orang lain alias sombong?
Tidak lain karena ada yang namanya Narcisisstic Personality Disorder (NDP).
Orang yang seperti itu merasa dirinya pintar. Kemudian sangat dominan. Pada akhirnya kurang empati dan cenderung arogan.
Pada sisi lain, terlalu banyak berbicara, anti kritik dan merasa selalu benar. Ini adalah kajian tentang bagaimana orang bisa sombong.
Jadi, sifat sombong memang potensial ada dalam diri orang yang memiliki power, kecerdasan dan pengaruh.
Alquran juga memberikan penjelasan perihal bangsa-bangsa yang sombong. Mereka adalah bangsa yang kuat lagi cerdas.
Mengatasinya
Agar diri terhindar dari sifat sombong langkahnya seperti yang telah Islam jelaskan, yakni berjuang menjadi pribadi yang rendah hati.
Berusaha selalu untuk berpikir positif, menjauhi sikap suka menjatuhkan vonis. Kemudian tingkatkan kepedulian kepada sesama dan senang mendengar nasihat.
Baca Lagi: Mo Salah dan Sadio Mane Kian Unggul
Pada akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kemuliaan manusia adalah karena budi pekerti. Sedangkan kehinaan manusia adalah karena tinggi hati.
Tinggi hati itulah sumber kesombongan dan itulah awal kehancuran. Semoga Allah jaga kita semua dari sikap tinggi hati.*