Belakangan ramai kabar ada hutan yang beralih fungsi jadi kebun sawit. Tidak tanggung-tanggung, luasnya mencapai 3,3 juta hektar. Namun kita tidak akan mengulas hal yang sedang hot di media itu. Di sini ide Ustadz Abdullah Said tentang hutan, sangat menarik kita renungkan.
“Cobalah sekali-kali kita masuk ke hutan seperti yang ada di Kalimantan Timur. Kita akan menemukan pemandangan yang memukau. Pohon-pohon di sana tumbuh teratur dan membentuk stratum yang khas. Ini akan menenangkan perasaan.” (Lihat buku Mencetak Kader, halaman: 320 karya Ustadz Manshur Salbu).
Hutan Kota
Ringannya, kalau mau tenang pikiran dan perasaan, jangan melulu ke mal. Datanglah ke hutan, rasakan indahnya ciptaan Allah.
Baca Juga: Menumbuhkan Etos Kerja
Lebih jauh ungkapan pendiri Hidayatullah itu ternyata relevan dengan hasil riset. Bahwa manusia sangat butuh terhadap alam. Sering menikmati alam seperti hutan mampu memberikan ketenangan pikiran dan kesehatan mental yang baik.
Bahkan akhirnya masyarakat menyadari pentingnya hutan kota. Alam atau ruang hijau di perkotaan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di lingkungan yang melelahkan, padat, dan tercemar.
Terpeliharanya Kehidupan
Mendatangi hutan sebenarnya bisa bermakna pesan simbolik, bahwa hutan di negeri ini harus kita jaga sama-sama.
Semakin hutan terpelihara, maka aneka ragam hayati juga dapat kita pertahankan.
Hutan pada umumnya mengandung 60 ribu spesies pohon yang berbeda. Kemudian hidup di dalam hutan 80% spesies amfibi, 75% dari spesies burung, dan 68% dari spesies mamalia.
Baca Lagi: Mengelola Waktu Menyedot Rezeki
Bahkan hutan sangat memastikan kehidupan umat manusia, karena salah satu manfaat hutan adalah pengendali daur air. Selain menjamin ketersediaan air bersih, hutan dapat berperan dalam pengendalian erosi dan banjir.
Pendek kata, mari turun tangan, jaga hutan kita. Karena merawat hutan sama dengan merawat alam.*