Home Berita Ide Konstruktif untuk Negara
Diskusi Wawasan Kebangsaan

Ide Konstruktif untuk Negara

by Mas Imam

Semalam (8/6) saya kembali diundang hadir oleh Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI) sebagai narasumber dalam acara Pemuda dan Wawasan Kebangsaan, Ide Konstruktif untuk Negara.

Semalam saya menjadi pemapar pertama, disusul perwakilan dari Pengurus Pusat Persis, kemudian Ketua II PP LIDMI M. Ammar Naufal, Ph.D dan Sekjen PB HMI-MPO, Zunnur Roin.

Pada kesempatan penuh kehangatan itu, saya coba memberikan satu ulasan yang kiranya dapat mendorong proses reinventing (penemuan kembali) positioning pemuda sebagai agen perubahan dan penentu masa depan bangsa Indonesia.

Pertama harus hadir dalam diri para pemuda adalah kesadaran mendalam bahwa krisis bukanlah kiamat. Dalam krisis selalu ada peluang dan gerbang untuk lahirnya terobosan dan bahkan solusi.

Baca Juga: Diskusi Online dengan Pemuda Polewali Mandar

Kesadaran itu harus hadir dalam diri pemuda. Sebab secara empirik, pemuda adalah sosok manusia yang secara fisik masih gagah, secara intelektual potensial menjadi cerdas dan tentu saja dalam manuver memanivestasikan gagasan-gagasannya dengan cara yang lincah, gesit, dan bertenaga.

Dalam bahasa Pemuda Hidayatullah pemuda itu wajib bermental progresif dan beradab.

Berwawasan

Namun, makna dan segala keunggulan pada diri pemuda, tidaklah banyak berarti dalam kehidupan berbangsa jika wawasan absen dalam diri pemuda.

Pemuda perlu memahami apa itu wawasan kebangsaan dan bagaimana itu dapat mendorong kemajuan bangsa dan negara

Pemuda perlu memahami apa itu wawasan kebangsaan dan bagaimana itu dapat mendorong kemajuan bangsa dan negara

Secara bahasa, wawasan bermakna konsepsi, cara pandang, tinjauan dan pandangan. Ini berarti kemampuan memahami kondisi secara utuh dan menyeluruh menjadi satu hal yang harus ada di dalam diri pemuda itu sendiri.

Pemuda yang berwawasan bisa kita lihat pada sosok Bung Hatta misalnya. Secara empiris, ia hidup dimasa dimana negeri ini dijajah. Namun, wawasannya mengantarkan sosok tenang itu mampu melahirkan gagasan Indonesia merdeka.

Wawasan selalu mendorong seseorang mampu berdiri di atas sikap yang benar, relevan dengan identitas bangsa, superior dan karena itu tidak mudah tunduk pada kepentingan apapun yang sesaat apalagi destruktif.

Karena kita adalah pemuda di Indonesia, maka jelas, wawasan yang amat penting adalah wawasan kebangsaan

Saya tegaskan dalam clossing statement semalam, bahwa apa yang kemudian hari ini viral dan menjadi diskusi banyak pihak, bukan itu yang sebenarnya yang dimaksud dengan wawasan kebangsaan.

Sebab selain terburu-buru, secara substansial apa yang kemudian disebut Tes Wawasan Kebangsaan tidak sejatinya makna dan maksud dari apa yang seharusnya lahir dari kata kebangsaan itu sendiri.

Kebangsaan berarti berhasil mengidentifikasi diri sebagai bangsa Indonesia kemudian utuh memandang negeri ini dengan pandangan yang progresif dan komprehensif. Bukan malah memisah-misahkan yang sebenarnya tak bertentangan. Apalagi menjadikan sesuatu yang sebenarnya filosofis menjadi sangat teknis sebagai alat pemisah, yaitu Pancasila.

Pancasila itu adalah dasar negara. Kehadirannya dapat diterima oleh rakyat Indonesia karena memang Pancasila adalah perasan, intisari, dari nilai-nilai mendasar ajaran agama dan etika.

Jadi, amatlah tidak berdasar jika kemudian Pancasila harus diperhadapkan dengan sebuah ajaran yang sejatinya justru menjadi sumber inspirasi lahirnya Pancasila itu sendiri.

Hadirkan Ide

Di antara bukti seorang pemuda berwawasan dia pasti akan menghadirkan ide, menuangkannya dalam ragam sajian media yang bisa diakses banyak orang.

Jadi, ide adalah buah dari wawasan. Dan, sebuah ide sudah semestinya bersifat konstruktif, bersifat membina, memperbaiki, dan membangun.

Baca Juga: Diskusi Indah Lintas OKP

Oleh karena itu tugas pemuda saat ini adalah menghadirkan pencerahan, counter terhadap ketidakbenaran, dan penjelasan perihal bagaimana semestinya arah pembangunan bangsa kita mengarah.

Semua itu kembali pada makna dari pemuda berwawasan. Sebagaimana dahulu lahir sosok pemuda seperti Bung Hatta, Bung Karno, Agus Salim dan lain sebagainya, yang walaupun kondisi negerinya terjajah tapi pikiran dan ide-idenya mengungguli frame berpikir kaum penjajah.

Pemuda seperti inilah yang sekarang ini dibutuhkan oleh bangsa dan negara. Pemuda yang melihat politik bukan sebagai mata pencaharian, tetapi wasilah untuk hadir dalam perjuangan dan pembangunan.

Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah

Related Posts

Leave a Comment