Senja kemarin (20/3/25) saya buka puasa bersama guru ngaji di Duren Sawit, Jakarta Timur. Setelah usai buka puasa dan shalat Maghrib. Saya ikut kumpul dengan beberapa guru ngaji, panitia bukber. Mereka bercerita sosok senior, panggilannya Ibu Hajjah. “Meski 84 tahun, beliau tidak pikun,” kata seorang guru.
Saya mendengar dengan seksama. Berharap ada sesuatu yang lain dari kisah Ibu Hajjah. Ternyata ada, selain aktif membaca dan mengajar Alquran, beliau sosok yang sangat disiplin.
Adam, selaku ketua panitia mengatakan, beliau paling senior sekaligus yang paling disiplin. Beliau tiba di lokasi sebelum jam 4 sore.
Saya berharap masih ada lagi. Dan, ternyata beliau juga orang yang sejak muda memang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Bahkan, Deden, salah satu panitia juga mengatakan, kapan pertama kali Rumah Quran di Duren Sawit beroperasi beliau ingat. “Catatannya pun ada, tanggal berapa dan jam berapa,” tegasnya.
Selamat dari Pikun
Dari data itu saya menarik kesimpulan penting. Bahwa siapapun yang tekun dalam kebaikan, terlebih yang manfaatnya bagi banyak orang, peluang sehat sampai usia senja sangat terbuka.
Membaca Alquran misalnya, itu memang kegiatan yang mengaktifkan area otak, termasuk memori, terus melatih fokus dan pemahaman.
Nah, proses membaca, menghafal dan merenungkan makna ayat, itu memberi stimulasi kognitif yang kuat. Apalagi kalau orang sering membaca, mengingat, mengulang bacaan, dan mentadabburinya.
Semua itu membantu menjaga kesehatan neuron (sel-sel saraf) dan meningkatkan koneksi antar sel otak. Dengan begitu proses degenerasi yang dapat menyebabkan pikun bisa diperlambat.
Tidak Stres
Mari kita ingat, Ibu Hajjah adalah orang yang paling disiplin. Itu artinya beliau sangat mengerti tentang bagaimana menjaga kesehatan mental, sehingga selamat dari tekanan dan stres.
Orang yang mudah stres, biasanya hidup tanpa kultur dan pola yang positif.
Sebaliknya, orang yang sehat mentalnya adalah yang hidup dengan agenda yang jelas, tujuan pasti dan rutinitas yang bernilai tinggi.
Bayangkan saja setiap hari Ibu Hajjah belajar dan mengajarkan Alquran. Itu artinya ritme hidupnya benar-benar dalam koridor yang sangat baik.
Bagi saya ini adalah bagian dari rentetan bukti langsung dan nyata. Bahwa dekat dengan Alquran, disiplin dan aktif dalam kegiatan kebaikan, adalah jalan terbaik. Jalan paling top untuk menjadi pribadi bahagia dan menginspirasi.*