Home Kajian Utama Ibn Khaldun Bicara Tanda Suatu Negara Mundur
Ibn Khaldun Bicara Tanda Suatu Negara Mundur

Ibn Khaldun Bicara Tanda Suatu Negara Mundur

by Imam Nawawi

Ada banyak pandangan perihal bagaimana negara akan mundur atau sedang dalam kemunduran. Namun Ibn Khaldun cukup menarik kita ambil, pandangannya tentang tanda suatu negara mundur.

Uraian akan hal itu bisa kita sama-sama baca dalam buku karya Dr. M. Umer Chapra dalam judul “Peradaban Muslim Penyebab Keruntuhan dan Perlunya Reformasi.”

Baca Juga: Kekuasaan itu ada Ajalnya

Tanda paling konkret adalah ketika ketidakadilan merajalela. Bagi Ibn Khaldun keadilan adalah tolak ukur yang Allah gunakan untuk mengevaluasi manusia.

Kedudukan seseorang sebagai pemangku amanah publik sejatinya adalah sarana untuk diri bertanggung jawab menegakkan keadilan. Bukan malah melemahkan keadilan.

Hirarki Logis

Ibn Khaldun juga menyusun hirarki logis mengapa keadilan jadi indikasi paling nyata.

Dampak dari tidak adanya keadilan adalah tidak berjalannya pembangunan. Dan, kalau pembangunan terganggu, maka peredaran ekonomi menyempit, bahkan rakyat tidak mendapat akses.

Jika itu terjadi, maka pembangunan SDM tidak akan berjalan. Karena sekolah apalagi kuliah itu butuh harta benda. Tidak ada kemajuan manusia kalau kemiskinan dimana-mana.

Dan, negara tidak akan maju tanpa dukungan SDM yang memadai secara intelektual dan spiritual. Ketika itu terus terjadi, maka aturan tinggal aturan. Tatanan negara akan goyah.

Nah, tinggal kita perhatikan, apakah posisi Indonesia saat ini telah memenuhi kriteria dari pandangan Ibn Khaldun itu?

Pesan Penting

Ibn Khaldun berpesan soal keadilan lebih lanjut.

Baca Lagi: Boomerang Kekuasaan

“Jangan Anda pikir bahwa ketidakadilan hanya terkait dengan perbuatan mengambil uang atau harta benda dari si pemiliknya tanpa adanya kompensasi ataupun sebab tertentu, meski ini yang umum dipahami.

Barangsiapa yang mengurangi harta benda milik orang lain, atau siapa saja yang memaksa seseorang untuk bekerja padanya, menuntut hak yang tidak semestinya padanya, atau memberikan tugas yang bertentangan dengan syariah maka sungguh ia telah bersekutu dengan ketidakadilan.”

Dengan demikian kita harus segera insaf dan berbenah. Hentikan ketidakadilan, siapa keras hati dan meneruskan ketidakadilan, maka ia akan bertemu kehancuran.

Ini bukan pepatah, bukan pula petuah. Namun mekanisme alam dalam kehidupan. Alias ketetapan Tuhan kepada siapapun yang merasa senang dengan ketidakadilan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment