Sholat Jumat tadi (24/6) terasa membakar kala sang khotib dengan gaya khasnya langsung menerangkan perihal bagaimana setiap jiwa mestinya berupaya menghidupkan semangat juang dalam dirinya.
Sang Khotib itu adalah pakar parenting Qurani, yakni Ustadz Drs Zainuddin Musaddad.
Dengan gaya khasnya beliau langsung masuk dengan kalimat-kalimat tegas dan menyentak.
Baca Juga: Bahagia Menikmati Proses Perjuangan
Bahwa sebagai insan beriman kita harusnya yakin bahwa Allah Maha Kuasa, Allah yang Maha Menentukan.
Tidak ada apa dan siapapun yang berkuasa di hadapan Allah.
Keyakinan itulah yang harus hadir dalam diri kita, sehingga jiwa selalu siap mendengar, taat dan memperjuangkan apa yang Allah perintahkan kepada kita semua.
Lima Yuhyikum
Ternyata ungkapan itu adalah tadabbur ayat yang Ustadz Zain lakukan pada Surah Al-Anfal ayat ke 24.
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.”
Lima Yuhyikum pada ayat itu berarti “Kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.”
Ustadz Zain mengutip beberapa nama ulama menafsirkan makna kalimat itu.
Ada makna bahwa itu adalah seruan jihad, mengisi kehidupan dunia dengan penuh kesungguhan berjuang di jalan Allah.
Ada makna bahwa diri harus semakin dekat dengan Alquran. Ibn Katsir mengatakan itu. Karena dada yang tidak ada Alquran adalah dada orang mati.
“Naik motor badannya, tapi itu sudah mayat. Bahkan kalau tidur, itu sudah tinggal bangkai semata. Dadanya kosong dari Alquran,” tegasnya.
Mufassir lain mengatakan bahwa lima yuhyikum itu adalah kebenaran (Islam).
Sebagian mufassir lain mengatakan bahwa ayat itu meminta kita untuk bersegera melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Hanya dengan taat itulah ada kebaikan hidup, kemuliaan dan kesempurnaan dalam kehidupan insan beriman.
Segera Mumpung Masih Hidup
Perintah segera itu benar-benar penting, melebihi apapun juga. Karena kalau sudah tiba kematian, tidak ada lagi kemampuan yang bisa manusia lakukan.
Kalau hati sadar, pikiran paham, bahwa mentaati Allah baik, segera, segera dan segera lakukan. Jangan sampai hati itu mati karena lalai dan abai.
Agar kesadaran itu kuat dan bahkan menjadi karakter dalam diri, cara terbaik untuk menang adalah dengan memperjuangkannya.
Jadi jangan anggap sholat itu bukan perjuangan. Semua ibadah dan kebaikan adalah perjuangan.
Baca Lagi: Membangun Visi Pemuda 2045
Bahkan kalau sampai pada kesadaran seperti itu, bekerja pun bukan lagi sebatas cari uang dan membangun rumah, tetapi juga berjuang dengan harta yang kita hasilkan.
Apa pun spiritnya satu berjuang dan berjuang di jalan Allah.*