Langit biru indah sekali
Daun pohon kelapa melambai-lambai
Pemuda Hidayatullah harus punya nyali
Hidup progresif anti lalai
Pantun itu saya buat saat Munas ke-8 Pemuda Hidayatullah. Selain sebagai penyemangat juga untuk mencairkan suasana sidang yang penuh dengan seliweran gagasan para musyawirin.
Namun entah mengapa, saya tertarik untuk membahasnya dalam kesempatan ini. Sebagai sebuah pendorong bahwa pemuda memang harus hidup secara progresif dan anti lalai.
Secara bahasa, progresif berarti kemajuan dari apa yang orang sedang lakukan.
Dalam dunia pendidikan, menurut openai.com, progresif merujuk pada metode pembelajaran yang menekankan pengembangan siswa sebagai indiidu yang berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.
Baca Juga: Pemuda Progresif Siapa Dia?
Pendek kata, progresif lebih menekankan pemikiran daripada pendekatan tradisional yang sebatas menghafal dan mereproduksi informasi.
Progresif dalam dunia politik mengarah pada perbaikan kondisi sosial, ekonomi yang menjadikan masyarakat hidup aman dan sejahtera.
Dunia Pemuda
Progresif dalam dunia pemuda belum banyak pihak mengulasnya. Umumnya sebata jargon, sugesti dan semangat.
Namun, seharusnya progresif bagi pemuda adalah kemajuan konkret dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu maupun kolektif atau bahkan kolosal.
Secara individu misalnya, ketika seorang pemuda telah tuntas mengikuti sebuah forum, katakanlah Munas, maka ia pulang membawa satu energi perubahan yang cukup matang dalam pikiran dan membentuk perubahan pola hidup saat itu juga.
Tanpa itu, pemuda yang hadir kemudian pulang, maksimal ia hanya bisa bercerita. Apakah akan jadi kekuatan nyata? Padahal harusnya jadi kekuatan utama ia untuk mengisi hidup lebih baik.
Jadi, progresif mendorong kita untuk memiliki kemampuan berpikir yang menggugah kesadaran dan membentuk perilaku baru yang positif, sehingga diri mampu menjadi manusia yang aktif dan bertanggung jawab.
Lalai
Inti pemuda progresif ada pada pandangan dan tindakan yang maju dalam kebaikan.
Contoh sederhana, kalau selama ini dalam 24 jam tidak ada aktivitas membaca, maka mulailah membaca. Dan, tentu masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan.
Ketika seorang pemuda tidak lagi tertarik pada masalah sosial, isu keadilan, dan pembangunan berkelanjutan, maka sosok pemuda akan terseret kelalaian.
Baca Lagi: Pemuda, Mau Kemana?
Pemuda yang hidup lalai sepertinya tidak sedikit jumlahnya. Indikasinya sederhana, mereka kehilangan kemauan “mengunyah” ide, ilmu, gagasan dan malas bersosialisasi apalagi aktif berorganisasi.
Pemuda seperti itu akan larut dalam pergaulan yang tidak tentu arah. Kemudian sadar bahwa dirinya telah salah, ketika waktu telah mengantarkan ia pada usia yang tak lagi muda.
Selagi masih muda sekrang, maka manfaatkanlah dengan banyak progresifitas dalam kebaikan, entah bagi diri, keluarga, umat dan bangsa.*