Matahari belum benar-benar menyapa bumi saat jemariku menari untuk narasi dalam bahasan kali ini. Sembari menjalani aktivitas rutin, tablet kesayanganku juga memutar sebuah podcast. Narasumbernya orang yang hidup dengan ujian luar biasa, gangguan reproduksi. Ia sempat stres, galau bahkan sampai kadar luar biasa. Namun ia selamat karena punya pergaulan yang baik.
Ia mengaku bahwa sudah tidak ada gunanya lagi hidup. Namun, karena ia berusaha menerima itu dengan kelapangan dada, tambah terus mengikuti konten yang positif, termasuk akun-akun yang menebar kebaikan. Ia tersadar bahwa hidup tak harus sesempit para pecundang memandang apa yang baik dari kehidupan ini.
Segera ia membenahi diri dengan cara mengubah cara berpikirnya tentang diri, prestasi dan keberhasilan serta kebahagiaan. Ia pun menjadi orang yang kini bisa mudah tersenyum.
Ada luka, ada trauma, ada yang tidak ia suka dalam kehidupan ini. Namun ia sadar Tuhan tak mungkin mendesain semua itu secara cuma-cuma. Pasti sarat dengan makna.
Baca Juga: Viral Akhlak Penentu Kemenangan
Tugas utama kita sekarang adalah bagaimana memahami bahwa semua ketetapan Allah adalah indah.
Pergaulan
Sembari mengantar istri ke pasar, saya membaca Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka. Tentu saja saya membacanya dari smartphone.
Ada satu ayat yang menarik sekali kronologinya hingga akhirnya turun kepada Baginda Nabi SAW.
Kala itu beberapa sahabat menemui Rasulullah SAW. Raut wajah mereka tampak sedih. Lalu bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa bertemu dan berkumpul hanya dalam kehidupan dunia. Bagaimana nanti di akhirat?”
Sahabat itu berpikir bahwa kelak di akhirat tidak lagi hidup bersama Nabi SAW. “Karena engkau wahai Nabi, akan hidup di dalam surga tertinggi.”
Alhasil, turunlah jawaban langsung dari Allah, yaitu ayat ke-69 dari surah An-Nisa.
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Jaga Pergaulan
Dengan demikian jagalah pergaulan. Kalau ada rekan jujur dan memang terpercaya, jangan pernah tinggalkan orang yang seperti itu. Apalagi kalau ia juga beribadah dan rajin amal sholeh.
Kemudian, peliharalah hubungan baik dengan orang yang bisa menghargai kita. Ucapannya benar, tindakannya tidak menipu dan perilakunya layak untuk kita tiru.
Baca Lagi: Allah Maha Pengampun
Terakhir, jika kita punya sahabat yang senang dengan ibadah, bicaranya ilmu, kesukaannya kebaikan, duduklah bersama mereka. Karena engkau pasti akan selamat dari sasaran tembak setan yang selalu menghendaki manusia dalam keburukan dan permusuhan.*