Sosok pemuda merupakan harapan. Tidak heran jika banyak orang mendambakan anak muda menjadi pribadi yang penuh dengan kebaikan. Dan, kebaikan tertinggi dari seorang pemuda adalah sikap amanah. Kita ulas bersama betapa hebatnya pemuda amanah.
Menjadi pemuda yang kaya raya itu tidak sulit. Menjadi pemuda yang cerdas luar biasa juga sudah banyak orang yang hadir dalam kehidupan bumi ini. Tetapi menjadi pemuda yang betul-betul amanah di sinilah kita membutuhkan Islam sebagai jalan kehidupan.
Sebagaimana ungkapan dari KH Hasyim Muzadi bahwa dalam diri manusia tidak cukup kecerdasan intelektual dan emosional. Manusia sangat butuh dengan kecerdasan spiritual.
Baca Lagi: Jangan Terlalu Fokus Dunia
Sebab ketika manusia goncang spiritualnya maka kecerdasan tidak akan punya arti apa-apa. Sifat intelektual hanya bisa memahami menganalisis tetapi belum tentu mampu menerima kenyataan yang tidak dia harapkan.
Akan tetapi kekuatan spiritual akan menjadikan manusia terdorong untuk terus melihat secara positif bahkan terhadap dirinya yang mengalami satu hal yang tidak menyenangkan.
Mampu Melawan Irasionalitas
Pemuda amanah akan mampu berdiri tegak dengan logika kebenaran yang berlandaskan iman. Fisik hidupnya bahkan perilaku sehari-harinya mengarah pada bagaimana memanifestasikan keyakinan dalam bentuk kebenaran itu sendiri.
Jadi betapapun Pemuda amanah bertemu dengan realitas yang menghimpit, iya tidak akan pernah sedikitpun memberi ruang pada cara berpikir irasional.
Seperti apa cara berpikir irasional itu dapat kita lihat pada fenomena banyaknya anak muda yang kehilangan jati diri. Mereka lebih mengutamakan kesenangan badaniah daripada kesenangan rohaniah.
Mereka lebih memilih bersikap pragmatis daripada idealis. Idealisme bagi mereka adalah satu hal yang membosankan. Karena dalam sisi kehidupan yang mereka alami pragmatisme lebih memberikan kenikmatan secara langsung walaupun bersifat semu.
Dalam hal ini kita bisa belajar kepada Nabi Yusuf Alayhissalam, dengan penuh keteguhan, kesabaran dan keyakinan dia mampu lepas dari beragam jebakan irasional. Yang pada akhirnya putra Nabi Ya’kub Alayhissalam itu mampu menjadi pemimpin besar.
Skenario jahat saudara-saudara Nabi Yusuf yang semula mereka anggap rasional dengan membuang ke dalam sumur, ternyata irasional. Yusuf yang mereka harapkan sengsara ternyata malah menjadi kepercayaan raja dan menjadi penyelamat keluarga bahkan umat manusia.
Jadi pemuda yang amanah akan mampu melawan irasionalitas. Visi dan idealisme hidup miliknya mampu melawan kebatilan cara berpikir dangkal dan rusak serta merusak.
Amanah Tanda Sempurnanya Iman
“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji” (Hadis Riwayat Ahmad).
Demikianlah penegasan Rasulullah SAW. Bahwa sifat amanah, menjaga betul mandat kepemimpinan, sangat peka terhadap kebutuhan masyarakat, tidak mungkin lahir dari dada orang yang imannya tidak sempurna.
Sebab iman itu punya indikasi. Satu indikasi paling kuat bahwa seseorang sempurna imannya adalah hadirnya sifat amanah pada dirinya.
Dalam konteks yang sederhana amanah itu menjelma dalam bentuk sifat diri yang sangat mulia. Seperti jujur, berintegritas, penuh tanggung jawab, dan visioner.
Baca Juga: Sahabat dan Setengah Abad Hidayatullah
Dalam kata yang lain tidak mungkin akan lahir pemimpin yang amanah kalau ia sendiri tidak memerhatikan iman di dalam hatinya.
Oleh karena itu mari kita kembali merenung sejenak bahwa intelektualitas tidak lain hanyalah alat untuk mempertajam spiritualitas. Bukan menegasikannya.*