Secara bahasa prasangka berarti pendapat yang kurang baik mengenai sesuatu padahal belum mengetahui secara pasti. Oleh karena itu terhadap prasangka kita harus selalu berhati-hati. Hati-hati dengan prasangka.
Prasangka berarti seseorang belum menyaksikan, belum menyelidiki, namun telah mengambil keputusan. Jadi, pandangan dari prasangka benar-benar tidak berlandaskan apa pun juga.
Baca Juga: Fokus dan Arus
Problem prasangka ini semakin tidak jarang, mengingat orang bisa kapan saja dan mengupload apa saja pada akun media sosial masing-masing.
Akibatnya konten yang telah masuk dalam ruang publik itu menjadi bahan setiap orang mengambil kesimpulan seenak hati, berasumsi atas dasar status dan lain sebagainya.
Semakin tidak baik ketika itu semua menimbulkan yang namanya prasangka buruk.
Dosa
Alquran melarang umat Islam untuk berprasangka, apalagi berprasangka buruk.
“Wahai orang-orang yang beriman. Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.”(QS. Al-Hujurat [45]: 12).
Prasangka saja Allah larang terjadi berulang kali dalam diri seseorang. Apalagi prasangka buruk.
Allah melarang prasangka dan langkah yang lebih jauh, yaitu mencari-cari aib dan keburukan sesama Muslim. Melarang mereka menyebutkan hal yang tidak ia sukai dari saudara seagama ketika sedang tidak bersama (menggunjing).
Prasangka Buruk Kepada Tuhan
Namun, prasangka itu bisa saja tidak kepada manusia, tetapi kepada Allah.
Dalam kitab “Ad-Daa’ wa ad-Dawaa” Ibn Qayyim Al-Jauziyah menerangkan bahwa orang yang buruk sangka kepada Allah telah melakukan tindakan berseberangan dengan kesempurnaan Allah Yang Maha Suci.
Prasangka buruk kepada Allah akhirnya akan memunculkan sifat kufur dan takabbur (sombong). Dan, itu termasuk dosa besar.
Baca Lagi: Masih Muda Berpikir Dewasa, Mengapa Tidak?
Oleh karena itu berhati-hatilah terhadap prasangka. Jangan semua hal mengundang prasangka. Apalagi prasangka buruk. Terlebih kepada Allah Ta’ala. Itu sungguh sangat berbahaya.
Seperti merasa Allah tidak menyayangi. Allah tidak adil. Allah tidak membela dan lain sebagainya. Sebab Allah adalah Rabb dan mustahil Allah menetapkan sesuatu dengan tanpa keadilan-Nya.*