Dalam suasana yang penuh semangat, Rakornas Perkaderan Hidayatullah tahun 1445 H diwarnai oleh pembahasan yang menarik seputar politik. Acara yang digelar di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah pada tanggal 29 Februari 2024 itu menjadi panggung bagi para peserta untuk mendalami wawasan politik dengan lebih dalam. Dan, malam itu benar-benar hangat karena diskusi politik yang tajam.
Pemateri utama dalam acara ini adalah Ustadz Dr. Ir. Aziz QM, seorang mantan senator dengan pengalaman yang luas di kancah politik.
Dalam paparannya yang berjudul “Implementasi Jati Diri dalam Politik,” beliau membawa suasana kebersamaan menjadi lebih hangat dengan membahas peran politik dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Politik Progresif Beradab
“Saya senang dan merasa rindu dengan forum-forum seperti ini,” ujar Ustadz Aziz, menggambarkan kegembiraannya atas diskusi politik yang terjadi.
Semua Sisi adalah Politik
Beliau menekankan bahwa setiap individu tak dapat menghindar dari realitas politik, karena setiap aspek kehidupan terpengaruh oleh keputusan politik yang diambil.
“Lihat saja Muhammad SAW. Beliau itu SK-nya sebagai Nabi dan Rasul. Tetapi kenapa juga tampil sebagai kepala negara. Begitu pun Abu Bakar hingga Ali, semua berperan mengurusi perkara umat, karena memang kita ini adalah hamba sekaligus khalifah Allah. Yang tugas utamanya tentang kepemimpinan, politik itulah,” jelasnya.
Oleh karena itu beliau memberikan dorongan kepada kader-kader Hidayatullah untuk turut terlibat dalam dunia politik, terutama bagi mereka yang memiliki modal sosial dan modal kapital yang cukup.
Namun, Ustadz Aziz juga menegaskan bahwa terjun ke politik bukanlah hal yang sembarangan.
“Tidak cukup hanya memiliki modal sosial dan modal finansial, tapi juga penting untuk membawa nilai kebaikan dan memiliki ideologi yang kuat,” tegasnya, sambil mengundang tawa dari hadirin.
KH Agus Salim
Selain itu, Ustadz Aziz juga memberikan contoh sosok politisi cerdas, yakni Agus Salim. KH Agus Salim adalah tokoh yang mampu menyusun pembukaan UUD 45 dengan nilai-nilai Islam yang kuat.
“Kita butuh politisi yang cerdas dan mampu berkomunikasi secara inklusif dan universal, seperti Agus Salim,” tambahnya, dengan penuh semangat.
Dalam suasana yang penuh antusiasme itu peserta dari seluruh Indonesia tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan kepada Ustadz Aziz.
Baca Lagi: Menimbang Kecurangan Pemilu
Saya yang bertindak sebagai moderator acara pun sangat kagum dengan antusiasme peserta.
“Diskusi ini bisa berlangsung hingga larut malam jika tidak kita batasi. Ini menunjukkan betapa besar minat dan antusiasme kita dalam mendalami politik,” ucapku sebelum benar-benar menutup acara yang forum akui melalui simbol tawa semuanya.
Rakornas Perkaderan Hidayatullah tahun ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga menjadi momen untuk menguatkan semangat para kader dalam memahami peran politik dalam membentuk masa depan yang lebih baik.
Karena politik sejatinya berbicara manusia unggul, itulah pemimpin dan kepemimpinan. Kaderisasi adalah upaya konkret melahirkan pemimpin unggul untuk Indonesia. Karena Indonesia adalah rumah besar kita semua, yang kita perlu bersama merawat dan menjaganya.*