Home Opini Hampir Dibegal, Akankah Demokrat Kini Loyal?
Hampir Dibegal, Akankah Demokrat Kini Loyal?

Hampir Dibegal, Akankah Demokrat Kini Loyal?

by Imam Nawawi

Bicara politik memang jangan terlalu serius. Lawan kemarin bisa berkawan saat ini. Sebaliknya, kawan kemarin bisa berlawanan hari ini. Fenomena terbaru mungkin kita bisa melihat Partai Demokrat. Dahulu nyaris dibegal, kini tampaknya Demokrat akan loyal kepada Presiden Jokowi.

Demokrat tentu saja akan loyal kali ini karena AHY telah resmi menjadi Menteri ATR/BPN.

Baca Juga: Dilema Politisi Muslim

Media mengabarkan dalam sebulan AHY akan mengantongi gaji total sekitar Rp. 18.648.000 per bulan. Kemudian dana operasional bisa mencapai Rp. 100 hingga 150 juta.

Dulu

Dulu ramai juga dalam berita, Partai Demokrat merasa Presiden Joko Widodo membiarkan upaya peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) oleh KLB Moeldoko.

Sekarang tentu saja AHY akan sering bertemu dengan Moeldoko dalam momen-momen pertemuan di istana. Setidaknya sudah ada dalam satu barisan. Lalu apa yang bisa orang bayangkan?

AHY sendiri memberikan kalimat tajam akan fakta itu.

“Case study ini adalah sebuah contoh nyata betapa kemunduran demokrasi telah terjadi. Upaya pembegalan Partai Demokrat oleh tangan kekuasaan yang terjadi dua tahun terakhir ini, ini jangan sampai terjadi lagi,” kata AHY.

Catatan media menyebutkan, pada 2021 dulu, AHY mengumumkan ada upaya pengambilalihan kekuasaan dari luar Partai Demokrat.

Partai Demokrat yang AHY nahkodai kemudian dikejutkan dengan adanya Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara yang menunjuk Kepala Staf Presiden sebagai ketua umum Partai Demokrat.

Pikir

Fakta dalam uraian ini membuat kita ingat akan ungkapan dalam politik, bahwa tidak ada musuh atau lawan abadi, yang adalah kepentingan yang abadi.

Baca Lagi: Berkhayal Politisi Rasional

Kita perlu memahami lebih jauh soal ini. Mereka yang menjadikan kepentingan sebagai jalan, sebenarnya berpolitik seperti itu hanya akan jadi pilihan para politisi yang tidak teguh akan visi dan komitmen berpolitik secara beradab.

Namun itulah medan ujian politisi. Mampukah ia tegak lurus dengan visi, komitmen dan nilai-nilai kemuliaan. Jika ia mampu ia akan jadi negarawan dan role model politisi masa depan.

Bagi AHY pengalaman perdana sebagai menteri bisa menjadi sajadah panjang pengabdian kepada Tuhan, rakyat dan negeri. Ini harus benar-benar menjadi orientasi dirinya dalam mengemban amanah sebagai Menteri ATR/BPN.

Dan, apabila seorang politisi mengutamakan kepentingan diri dan kelompok belaka dengan mengorbankan rakyat, hidupnya hanya saat punya kuasa. Setelah itu ia akan nista dan menjadi tiada.

Inilah kehidupan dunia, kata musisi tak lebih dari sebatas “panggung sandiwara.” Tugas kita sebagai rakyat membaca dengan santai, memahami dengan kepala dingin dan biarlah hukum Tuhan memperhitungkan semuanya.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment