“Muhammad, Muhammad…Rahamatul Lil’alamin.” Itulah bait lagu Maher Zain yang sedang viral. Habibi Ya Muhammad.
Harus kuakui bahwa air mata kerap tak mampu kubendung membasahi pipi ini kala menelusuri lika-liku kehidupan manusia yang sangat ingin iman dalam hati ini terus menyala.
Ketika beliau lahir, sang ayah telah tiada. Usia baru enam tahun, cucu Abdul Muthalib itu juga kehilangan sang ibu, Siti Aminah.
Kadang kubayangkan Muhammad kecil itu bermain, berlari-lari di tanah lapang. Lalu terjatuh dan lututnya berdarah.
Baca Juga: Maulid Nabi dan Kemenangan Diri
Sakit yang merambat dan mengundang air mata sosok mulia itu menetes. Hatinya sudah pasti bersedih, tetapi lidah tetap kelu. Tak ada yang bisa ia panggil, abi atau ummi. Keduanya telah tiada.
Tak terbayangkan olehku seperti apa duka lara yang menyelimuti anak seumuran enam tahun seperti itu.
Tetapi kuyakin Allah punya cara untuk membesarkan jiwa manusia yang menjadi kekasih-Nya itu. Ya Habibi… Ya, Muhammad.
Muhammad dikau bersedih namun dikaulah orang terkasih.
Habibi Ya… Muhammad, dikau yatim namun darimulah Islam mencintai siapapun yang menyayangi anak-anak yatim.
Dekat, sedekat telunjuk dan jari tengah yang tak terpisah. Sangat dekat di surga-Nya nanti.
Cita dan Harapanku
Nabi Muhammad adalah idolaku, katakanlah demikian untuk memudahkan.
Cita dan harapanku adalah diri ini bisa terus meneladani kebaikan-kebaikannya, walau hanya sedekah dengan tulisan.
Besarnya cita dan harapanku itu kutambahkan dengan memberi nama anak keduaku dengan nama Muhammad pada sisi paling depan. Muhammad Adnin Nawawi.
Harapanku hanya satu, ia menjadi manusia yang lembut, mendambakan akhlak berdiri kokoh dalam dirinya. Lalu ia membawa rahmat Islam kepada seluruh alam.
Aku tidak tahu apakah cita dan harapanku itu jadi kenyataan. Tetapi yang aku tahu Allah Maha Tahu.
Allah selalu bersesuaian dengan prasangka hamba-Nya.
Allah tidak menyia-nyiakan iman dalam dada seorang manusia, walau itu dari orang biasa-biasa saja. Habibi Ya..Muhammad
Pemimpin
JIka kesadaran seperti ini ada dalam diri mereka yang menjadi pemimpin, maka pasti negeri ini akan aman, makmur dan sejahtera penuh syukur.
Nabi Muhammad adalah pemimpin besar di dunia dan juga di akhirat. Namun beliau dalam urusan dunia tidaklah seperti sebagian besar pemimpin sekarang, selalu menimbun kekayaan.
Baca Lagi: Hormat Kepada Nabi Muhammad
Habibi Ya…Muhammad, ia mengumpulkan bekal untuk akhirat. Ibadah tiada henti, dakwah tiada lelah, sangat menginginkan kita semua beriman.
Namun, seperti terang yang pasti datang dalam setiap putaran bumi dalam 24 jam, insha Allah ke depan akan ada pemimpin negeri yang jiwanya ingin mengikuti kelembutan dan ketegasan Nabi kita, Nabi Muhammad. Habibi Ya…Muhammad.*