Home Hikmah Gunung dan Watak Pemimpin
Gunung dan watak pemimpin

Gunung dan Watak Pemimpin

by Imam Nawawi

Tema gunung dan watak pemimpin hadir kala saya malam ini (30/12/22) tidur di masjid darurat yang Laznas BMH bangun bersama warga Kampung Pasir Gombong, Desa Sukamulya, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.

Masjid ini sangat terbuka, sehingga sangat terasa, tidur pada malam hari begitu dekat dengan suhu dingin. Namun karena karunia Allah, usai menempuh perjalanan 5 jam dari Depok, kami bisa lelap tidur. Alhamdulillah.

Ketika dini hari saya kemudian teringat akan suasana pegunungan. Mengapa selalu lebih dingin dari pantai. Penjelasan ilmiahnya pembaca bisa melihat langsung dalam ragam artikel di internet. 

Baca Juga: Sapuan Gunung Semeru Duka Kita Semua

Pertanyaan ini membuat saya tersadar bahwa mungkin Allah cipakan pegunungan agar manusia yang menduduki amanah sebagai pemimpin bisa seperti “perilaku” gunung dalam kehidupan.

Indah

Pegunungan memang luar biasa indah. Kita bisa melihat kokohnya bumi karena gunung. Perjalanan menjadi snagat dinamik karena ada tanjakan dan turunan. Itu khas pegunungan.

Semakin indah kala kita memerhatikan kanan kiri jalan selalu menyajikan pandangan tanaman sayuran yang rapi, hijau dan luas. 

Bukankah itu sebuah “kode” dari Allah bahwa kalau seseorang menjadi pemimpin ia harus menampilkan keindahan. Keindahan yang subtsansi dalam kepemimpinan ialah keteladanan. 

Oleh karena itu kata KH Agus Salim “Leiden is Lijden” yakni memimpin itu menderita. Bagaimana kita menderita itu, tidak lain seperti petani di pegunungan. Ia harus rela menembus kabut, melawan dingin, melakukan aktivitas pertanian.

Dengan itu semua, petani tidak saja dapat terus hidup dan merawat gunung, tetapi memastikan rantai pasokan makanan tetap terjaga, mengalir dan menghidupkan perekonomian bangsa.

Subur

Gunung memberikan suhu yang dingin. Membuat kita berpikir, mengapa semakin tinggi gunung bukan semakin panas, tetapi malah semakin dingin. Bukankah ketinggian gunung semakin mendekat dengan jarak matahari?

Fakta gunung selalu sejuk, dingin, indah, menjadi sebuah pemantik orang-orang kota dan pantai datang menikmati alam. 

Tetapi satu hal lagi, tanah di pegunungan adalah subur, sehingga beragam tanaman bisa tumbuh yang tidak ada di tempat yang tidak dingin atau sejuk. Mulai dari wortel, stroberi, selada, dan lainnya, hanya tumbuh di lokasi yang dingin. Termasuk teh.

Sebuah isyarat bahwa pemimpin yang sesungguhnya, semakin tinggi kedudukannya ia semakin subur dan menyuburkan.

Artinya ia mampu memimpin dengan baik hingga lahir beragam bakat dan keahlian yang masyarakat butuhkan untuk maju dan survive. 

Baca Lagi: Melawan Sibuk

Subhanallah, ternyata melalui gunung kita bisa mengambil pelajaran yang begitu banyak. Satu yang sangat dekat adalah soal kepemimpinan. Jadi, para pemimpin seharusnya bisa berkata jujur, bersikap sejuk dan berperilaku menyuburkan kebaikan demi kebaikan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment