Tiga kata itu: guideline, penerang dan skenario, muncul dari pikiran tiga sahabat saya. Mereka memberikan ungkapan tentang Alquran dalam satu kata.
Tiga kata itu menunjukkan betapa sangat beruntung orang yang mau mengambil pelajaran dari Alquran.
Alquran laksana sumber air kehidupan. Siapa menjangkaunya maka akan merasakan kebahagiaan luar biasa.
Sungguh dalam setiap ayat Alquran terkandung pesan Ilahiyah yang jiwa kita sangat membutuhkannya. Siapa terus membaca Alquran, maka ia tidak akan kering akal dan ruhaninya. Karena terus mendapat asupan air segar yang menyejukkan.
Guideline Bantu Mencapai Tujuan
Kalau kita punya tujuan, maka dengan memahami guideline, kita akan sampai dengan selamat. Tidak akan tersesat.
Secara umum, guideline berfungsi sebagai panduan atau aturan yang membantu kita mencapai tujuan. Kalau kita punya tujuan negeri akhirat. Juga hidup bahagia di dunia, maka kala membaca Alquran, kita akan semakin mantap dalam melangkah.
Kita akan tahu dan komitmen menjalani hidup dengan melakukan apa yang penting, perlu dan strategis.
Sebaliknya tanpa itu semua, kita akan hidup tanpa arah. Yang penting bisa makan, minum dan tidur. Mungkin ia senang, tapi ia terjebak ilusi.
Pendek kata, guideline membuat kita tahu mana yang benar-benar kita butuhkan untuk hidup lebih baik. Sehingga kita akan punya fokus dan daya juang tinggi.
Penerang Jiwa
Sahabat saya juga memberi kesimpulan Alquran itu penerang. Bagi siapa?
Tentu bagi siapa saja. Dalam sejarah Alquran itu turun kepada Nabi Muhammad SAW dan dibacakan kepada orang-orang kafir. Sebagian dari mereka memahami dan karena itu mendapat hidayah.
Selain itu dalam kehidupan modern ini banyak orang mengalami kegelisahan. Mereka bingung, stres dan depresi atau bahkan takut akan masa depan.
Nah, jiwa yang mau membaca Alquran, ia akan tahu bahwa semua permasalahan pasti akan Allah berikan jalan keluar. Dengan catatan, kita memang memahami pesan utama dalam setiap ayat.
Penerang merupakan obat bagi jiwa yang dalam kegelapan. Jadi siapa dalam kondisi lelah secara batin, jangan mengeluh, tapi raihlah Alquran. Setiap ayatnya ibarat watt dalam sinar lampu yang mendapat aliran listrik. Penuh cahaya.
Skenario
Skenario, ini ungkapan sahabat saya yang masih bujangan. Ia memang videografer. Pendekatan dalam melihat Alquran pun dari apa yang menjadi profesinya.
Menurut dia, Alquran itu skenario sempurna. Kita mau apa, kemana, mesti lewat jalur mana dan bagaimana cara melaluinya. Semua tersedia.
Berarti siapa membaca Alquran ia tahu mesti bagaimana dalam 24 jam. Bahkan lebih jauh, paham mesti punya sikap apa untuk mengarungi bahtera kehidupan.
Situasi bumi mungkin tidak bisa kita pastikan. Tapi dengan memahami skenario dari Tuhan, tak ada yang perlu kita khawatirkan. Tugas kita memahami skenario itu lalu menjalankannya dengan penuh keyakinan.*
