Home Hikmah Google dan Tuhan
Google dan Tuhan

Google dan Tuhan

by Imam Nawawi

Judul “Google dan Tuhan” merupakan refleksi spontan yang melintas dalam kepala seusai saya membaca berita di Tempo.

Judulnya sangat menarik, “Lagi-lagi Truk Kontainer “Korban” Google Maps, Hampir Masuk Jurang.”

Truk trailer itu kondisinya nyaris masuk jurang di Jalan alternatif Palabuhanratu-Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (9/11).

Baca Juga: Alquran Membangun Kesadaran Kita

Jalanan ini termasuk rute yang dulu saya pernah lalui bersama teman-teman, kala mau “healing” akhir tahun.

Bahkan sempat beberapa kali bersama keluarga saya melalui jalanan itu, kala hendak ke Jampang dan Ujung Genteng, Sukabumi.

Sang sopir Amin (45) tidak mengenal lokasi yang dilalui. Akhirnya coba “tawakkal” sama Google Maps. Nyatanya ia diarahkan oleh Mbah Google ke jalan yang memang bukan jalur kendaraan besar.

Petunjuk

Alquran sering menggunakan kata petunjuk (hudan) untuk memberikan kepastian bahwa apa yang terkandung dalam Alquran pastilah benar.

Tidak akan tersesat, merugi dan binasa, orang yang dalam hidup menjadikan Alquran sebagai petunjuk.

Oleh karena itu, orang yang ingin tahu kebenaran, hakikat kehidupan, atau menghadapi masalah eksistensial, memang bagusnya langsung membaca Alquran.

Jika ia mau jujur dan tulus, insha Allah cahaya iman akan menembus lubuk hatinya terdalam, sekelam apa pun itu, dengan izin Allah.

Nah, sayangnya ini bukan perkara mudah. Banyak orang Islam pun yang dalam hidupnya, tidak menjadikan Alquran sebagai panduan.

Sebagian malah terseret pada logika material dan keduniawian belaka. Akibatnya mereka memang bisa menyusun batu tinggi untuk tempat tinggalnya, tapi ia tidak bisa merasakan kebahagiaan.

Sebaliknya, yang hidup dalam ujian kemiskinan pun, memandang bahagia itu kalau punya banyak uang. Padahal, bahagia tidak orang itu ada dalam urusan hati.

Mengapa orang begitu, karena Alquran tidak jadi pentunjuk dalma kehidupannya.

Mukjizat

Selain petunjuk, Alquran juga mukjizat. Artinya tidak boleh ada manusia merasa hebat, apalagi sampai melawan Alquran.

“Alquran diturunkan oleh Allah yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi.” (QS. 25: 6).

Nah, coba perhatikan diri kita sebagai manusia, tahu apa tentang kehidupan ini.

Teknologi yang sempat menjadi kebanggaan manusia, ternyata tidak bisa membaca kapan gempa bumi terjadi, kapan gunung berapi meletus, bahkan tidak tahu bagaimana cara mencegah banjir.

Baca Lagi: Virus Penalaran

Ketika manusia mengabaikan alam demi yang namanya pertumbuhan ekonomi, apa yang terjadi. Pada 2030 diperkirakan panas bumi naik 1,5 derajat celcius.

Kalau pemanasan global itu dibiarkan dan manusia tidak mencegah diri dari berbuat destruktif dari sekarang, pastilah manusia akan ditelan oleh perbuatannya sendiri.

Oleh karena itu, perhatikanlah Alquran. Ia mengajak manusia benar-benar mau berhadap-hadapan, lalu tumpahkan semua simpanan argumentasi akal di hadapan mukjizat itu. Pasti manusia akan kepayahan, atau bahkan hancur.

Jadi, mari tunduk dan patuh kepada Allah dengan memahami Alquran sebagai petunjuk sekaligus mukjizat.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment