Perjalanan waktu kadang membuat jiwa terasa tidak tenang, gelisah. Gelisah adalah kondisi emosional seseorang yang tertekan karena perasaan tidak tenang. Entah itu karena cemas, khawatir atau takut akan sesuatu. Nabi Muhammad SAW pernah gelisah karena merasa lama Allah tidak menurunkan wahyu. Meski tentu saja ini tidak berarti Nabi kita yang mulia gelisah sebagaimana kita gelisah.
Dalam tinjauan Barat, John Altrocchi dalam bukunya “Abnormal Behavior” mendefinisikan kegelisahan sebagai perasaan yang tidak menyenangkan yang datang dalam jiwa seseorang akibat kondisi yang mengguncang.
Sementara itu Prof. Dr. Zakiah Daradjat mendefinisikan kegelisahan itu sebagai gangguan perasaan yang muncul akibat adanya gangguan kesehatan mental.
Saya dan mungkin teman-teman semua juga pernah atau malah sering merasa gelisah. Khawatir akan masa depan, takut hidup tanpa arti dan berbagai perasaan negatif lainnya. Tapi apa jalan keluar dari kegelisahan itu?
Penyakit Hati
Syauqi Abdillah Zein dalam buku “Usir Gelisah dengan Ibadah” membuat judul pada bab 1 bahwa: “Kegelisahan, Kecemasan dan Kekhawatiran adalah Penyakit Hati.”
Hal itu menandakan sering gelisah artinya hati manusia sedang tidak sehat, tidak sedang baik-baik saja. Namanya penyakit berarti kita harus mengobatinya.
Nabi SAW memang bersabda bahwa kalau hati orang sehat, akan baik seluruh amal perbuatannya. Demikian sebaliknya, kalau hati orang sakit, maka akan buruk perbuatannya.
Sekarang kita coba tarik ke dalam dunia politik, politisi utamanya. Mengapa mereka memilih korupsi sebagai tindakan?
Berdasarkan argumen itu tidak lain karena hatinya sakit. Apa wujud dari hatinya sakit? Ia lebih percaya kepada harta sebagai sumber ketenangan daripada Allah sebagai sumber kebahagiaan. Akibatnya hati dan pikiran bahkan hidupnya seutuhnya ia persembahkan untuk mendapatkan harta, meski harus korupsi.
Oleh karena itu kita harus taat kepada Allah, karena itu adalah obat bagi hati. Imam Al-Ghazali masih menurut Syauqi Abdillah Zein berpandangan siapa taat kepada Allah hatinya akan baik. Siapa yang bermaksiat kepada Allah hatinya akan hitam.
Dua Kunci Berantas Kegelisahan
Lantas bagaimana kita bisa keluar dari penyakit hati seperti kegelisahan? Kuncinya ada dua: sabar dan shalat.
Sabar adalah kondisi hati yang tetap yakin kepada Allah meski realitas seperti sulit untuk kita atasi menjadi lebih baik. Sedangkan shalat artinya kita yakin dan terus meminta, berdoa, memohon kepada Allah semata.
Secara filosofis dua kunci itu menghendaki kita sadar bahwa semua kesulitan solusinya ada pada Allah. Kalau kita berupaya memaksa dengan kekuatan kita, maka sungguh manusia itu lemah dan mudah berkeluh kesah.
Untuk bisa menghadapi kesulitan, apalagi yang menggelisahkan dada, manusia butuh kekuatan. Nah sumber kekuatan itu adalah Allah, maka mintalah pertolongan Allah. Caranya dengan dua kunci itu, sabar dan shalat.
Dalam kata yang lain, jika ada orang gelisah dan ia segera bersabar dan shalat, maka solusinya akan ketemu. Walakin, kalau ada orang yang hidupnya terus gelisah, apalagi tidak segera sabar dan shalat, maka kegelisahan itu akan terus melanda dan menguasai jiwa dan pikirannya.*


