Mas Imam Nawawi

Konsistensi
- Opini

Gaza Menguji Konsistensi Barat

Barat, terutama AS, adalah kelompok berpikir (baca peradaban) yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan dan HAM. Tetapi dengan beredarnya penangkapan orang yang pro-Palestina, AS sedang mengingkari semua nilai yang mereka anggap agung. Mereka masuk fase ujian konsistensi. Secara historis, seperti peradaban kuno yang hilang, seperti peradaban Sumeria, Mesir, Romawi dan yang kontemporer adalah Komunisme, seluruhnya […]

Barat, terutama AS, adalah kelompok berpikir (baca peradaban) yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan dan HAM. Tetapi dengan beredarnya penangkapan orang yang pro-Palestina, AS sedang mengingkari semua nilai yang mereka anggap agung. Mereka masuk fase ujian konsistensi.

Secara historis, seperti peradaban kuno yang hilang, seperti peradaban Sumeria, Mesir, Romawi dan yang kontemporer adalah Komunisme, seluruhnya gagal karena tidak lagi punya konsistensi.

Pelajaran hidup menjabarkan bahwa memang inkonsistensi akan menenggelamkan peradaban manapun. Termasuk kini Barat sendiri (Baca Buku “Membangun Peradaban Islam” karya Suharsono).

Ketika suatu peradaban telah masuk fase inkonsisten, pengawal utamanya hanyalah kekuasaan yang tiranik dan diktator. Dalam arti yang lain, jika AS dan negara Barat melakukan itu secara terus-menerus, mereka akan kehilangan daya tarik secara nilai.

Situasi Gaza

Gaza secara empirik telah hancur. Serangan militer Isra*l tidak saja membunuh warga Gaza, tapi merusak tatanan lingkungan setempat. Namun kehancuran itu menguji AS dan Isra*l sekaligus.

Dalam konteks peluang, Donald Trump sempat melempar wacana bahwa AS ingin membangun Gaza menjadi kota modern. Namun, syaratnya penduduk Gaza mesti direlokasi.

Ide Trump ini sebenarnya sedang mengevaluasi apakah pandangan rasionalisme dan empirisme masih menjadi pegangan masyarakat global. Ternyata tidak. Usulan itu ditolak oleh sebagian besar negara Arab. Bahkan ketika Prabowo hendak menyambut itu, “peringatan” dari berbagai pihak langsung mengemuka.

Artinya, gagasan itu mentah dan tertolak untuk selamanya.

Kalau kita timbang dengan fase imperialisme Eropa hingga abad XX, penjajahan itu memang menyiksa penduduk asli. Tapi sedikit yang sampai melakukan pengosongan wilayah demi kepentingan negara penjajah.

Dalam kata yang lain, pikiran Trump sangat ekstrem. Namun, karena itu sudah keluar ke ruang publik, dunia akhirnya melihat bahwa Gaza benar-benar memaksa semua melihat, nilai-nilai penting yang Barat promosikan, justru mulai mereka tinggalkan.

Membayar Ketidakpastian

Namun hebat warga Gaza dan penduduk dunia yang berpikir jernih. Mereka tidak tergiur oleh tawaran kenikmatan semu.

Warga Gaza tetap punya harapan, konsistensi dan tekad. Begitu pun dunia, warga sipil semakin banyak yang membela Palestina.

Memang kapan Gaza menang, merdeka dan kembali pulih masih belum pasti. Tapi nurani manusia sifatnya universal, mereka yakin kelak kondisi itu pasti akan terjadi.

Dahulu, negara-negara Barat mungkin tidak pernah menduga, bangsa-bangsa jajahan mereka bangkit dan melawan, hingga terjadi era kemerdekaan. Namun, waktu itu tiba dan menjadi catatan sejarah.

Jika Ibn Khaldun mengatakan bahwa semua yang ada di dunia ini bersiklus, adalah mungkin, bahkan pasti, Gaza akan merdeka dan memberi warna bagi dunia. Bahwa hari ini belum, itu soal waktu.

Indikasinya terang, Barat mulai inkonsisten dengan nilainya sendiri. Sisi lain, dunia mulai melihat bahwa tak selamanya Barat layak jadi “kiblat.”

Rusak karena Hipokrisi

Lebih dalam, sejatinya inkonsistensi nilai bukan hanya kegagalan moral, dan kepanikan akal dalam menghadapi realita yang tak sesuai harapan. Tetapi itu adalah ancaman vital bagi kelangsungan hidup peradaban.

Seperti kata filsuf Friedrich Nietzsche , “Kita menghancurkan diri sendiri dengan hipokrisi, bukan oleh kejahatan.”

Peradaban yang gagal menjalankan prinsipnya sendiri pada akhirnya akan kehilangan tujuan, kepercayaan, dan keberadaannya.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *