Home Artikel Gaung Revolusi Akhlak
Gaung Revolusi Akhlak

Gaung Revolusi Akhlak

by Imam Nawawi

Habib Rizieq Shibab (HRS) telah bebas dari Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri usai resmi bebas bersyarat pada Rabu (20/7/22). Seiring dengan hal itu, HRS mengajak kembali gaungkan revolusi akhlak.

Sebagaimana HRS tegaskan dalam siaran melalui kanal Youtube IBTV, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga: Berpikir Besar dan Berjiwa Besar

“Sebagaimana yang pernah saya sampaikan sepulang dari Tanah Suci, ayo kita gaungkan ‘Revolusi Akhlak’, dengan cara yang berakhlak. Bagaimana keadaan negeri kita, dimana-mana ada kemungkaran, ada kebohongan sudah membudaya, negeri kita dalam keadaan darurat kebohongan,” ujar HRS.

Makna Akhlak

Dalam buku “Seratus Cerita Tentang Akhlak karya Nasril Zainun akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang datang dari pencipta (Allah SWT).”

Akhalk tidak sama dengan moral. Moral berasal dari kata moras (bahasa Latin) yang maknanya adat kebiasaan.

Akhlak berbentuk aturan mutlak dengan ukuran yang telah matang dan datang dari Allah SWT.

Dan, umat Islam memang mendapat perintah agar hidup dengan nilai-nilai akhlak sebagaimana teladan dari Rasulullah SAW.

Perbaiki

Menurut Imam Ghazali akhlak bisa manusia ubah dan perbaiki. Hal ini karena jiwa manusia memang sempurna langsung Allah yang menciptakan.

Sebagai contoh, sifat bodoh bisa kita ubah dengan semangat menuntut ilmu. Kikir kita ubah dengan dermawan, sombong ubah dengan rendah hati. Kemudian rakus kita ubah dengan puasa.

Saran Ibn Maskawaih

Ibn Maskawaih memberikan saran melalui lima jalan.

Pertama, mencari teman yang baik. Banyak orang terlibat kejahatan karena faktor pertemanan.

Kedua, olah pikir. Kegiatan ini menjaga kesehatan jiwa, persis seperti olahraga untuk kesahatan tubuh. Sebab banyak sekali orang berbuat jahat dan ia tidak benar-benar berpikir sebelumnya.

Ketiga, menjaga kesucian kehormatan diri dengan tidak mengikuti bujuk rayu hawa nafsu.

Keempat, menjaga konsistensi antara rencana yang baik dengan tindakan.

Kelima, terus berusaha meningkatkan kualitas diri dengan mempelajari kelemahan-kelemahan diri. Seperti mudah marah, gampang benci, malas dan mau menang sendiri.

Mungkin itu tidak mudah. Namun betapapun sulit, tetap harus kita perjuangkan. Sebab inti Allah mengutus Rasulullah SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak.

Baca Juga: Bahagia dengan Satu Langkah Perubahan

“Sesungguhnya aku tidak diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Malik).*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment