Pandemi ternyata tidak saja menghantam kesehatan fisik, ekonomi dan pendidikan, tetapi juga mental. Irlandia Utara melaporkan akibat pandemi banyak penduduknya mengalami gangguan mental.
Pasien yang dirujuk ke Child and Adolescent Mental Health Services (CAMHS) dari unit gawat darurat berbagai rumah sakit naik 24% antara 2019-20 dan 2020-21, lapor BBC Senin (7/2/2022).
Komisioner untuk urusan anak dan pemuda Irlandia Utara, Koulla Yiasouma, mengatakan kepada BBC bahwa isu kesehatan masyarakat paling signifikan yang disebabkan pandemi, selain risiko kesehatan fisik akibat infeksi coronavirus adalah kesejahteraan emosional dan kesehatan mental masyarakat.
Baca Juga: Evaluasi Arah Pembangunan
Sekarang bukti-bukti sudah jelas bahwa anak-anak dan remaja terdampak secara tidak proporsional selama pandemi Covid-19.
Mengapa?
Secara pengertian, gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi keduanya.
Beberapa jenis gangguan mental itu seperti depresi. Sedih yang berkepanjangan atas kondisi yang tidak memuaskan atau berbeda dengan harapan, hingga mudah putus asa dan tempramen.
Kemudian kecemasan. Munculnya gangguan bipolar, yakni perubahan suasana hati secara tidak biasa. Umumnya menjadi sangat bahagia atau sebaliknya sangat sedih sampai putus asa.
Pandemi telah menjadikan semua hidup dalam aturan yang serba membatasi.
Dalam tempo yang cukup panjang sampai saat ini wajar jika ada yang merasa sedih, takut, cemas, tidak mood dan mudah lelah serta mungkin paranoid dengan keadaan masa depan di tengah pandemi ini.
Apalagi kalau melihat dampak dari pembatasan ruang gerak masyarakat, pekerjaan berkurang bahkan ada yang terkena PHK dan lain sebagainya.
Peran Iman
Dalam menghadapi situasi dan kondisi seperti itu tentu manusia tidak mungkin bertahan dengan kekuatan akal dan mental. Ia butuh kekuatan iman.
Secara teori, jiwa manusia memiliki dua akal. Yaitu akal ahir dan akal batin.
Akal ahir adalah yang tampak dalam bentuk pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan orang ketika menghadapi masalah.
Akal batin terpendam di dalam. Ia mewujud dalam bentuk kemampuan seseorang bersikap tenang, optimis dan terus berusaha berpikir dan bertindak benar.
Akal batin inilah yang butuh kekuatan iman. Dengan iman seseorang bisa memandang masalah pada sudut pandang yang konstruktif.
Sebagaimana Nabi Yusuf Alayhissalam yang dijebloskan ke dalam sumur.
Rasionya mengatakan tak ada harapan. Tetapi imannya menegaskan bahwa Alah akan memberikan pertolongan.
Inilah salah satu penjelas mengapa orang yang ingat kepada Allah hatinya menjadi tenang.
Tenang maknanya adalah keyakinannya kian teguh, hati semakin tenteram dan kebahagiaan hadir karena menyadari kekuatan Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa.
Tahajjud
Jika menghadapi masalah, berusahalah untuk bangun sholat Tahajjud.
Sholat Tahajjut memiliki manfaat praktis, baik dari sudut pandang religius maupun kesehatan.
Baca Lagi: Inisiatif Kebangkitan
“Sholat Tahajjud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan dan menghindarkan dari penyakit.” (HR. Tirmidzi).
Moh. Sholeh dalam karyanya “Terapi Shalat Tahajjud” menjelaskan hadits di atas.
Sabda Nabi SAW itu berkaitan dengan fakta dalam sebuah penelitian yang membuktikan bahwa ketenangan dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologik.
Kemudian dapat mengurangi risiko terkena penyaki jantung dan meningkatkan usia harapan.
Andaikan orang-orang Irlandia Utara itu tahu akan hal ini dan coba membuktikan, tentu saja angka gangguan mental itu akan terus menurun dan mereka akan merasakan ketenangan hidup yang luar biasa.
Sayangnya keindahan Islam ini memang hanya hadir pada jiwa yang mau mengamalkan. Dan, orang yang sibuk menteorikan akan jauh dari manfaat penuh keindahan ini.*