Home Kisah Gairah Kampung Hijrah
gairah kampung hijrah

Gairah Kampung Hijrah

by Imam Nawawi

Malam itu (4/3/22) itu kami melaju dengan cukup cepat menggunakan roda empat menuju Kampung Hijrah. Ternyata luar biasa saya mendapati gairah luar biasa, gairah Kampung Hijrah.

Saya datang dengan perasaan yang begitu senang karena Kampung Hijrah ini adalah tempat lahir dari sahabat dan senior saya pada Organisasi Kepemudaan yaitu Pemuda Hidayatullah, Bang Suhardi.

Baca Betul: 3 Hal Penting dalam Peristiwa Hijrah

Bang Suhardi bersama adik-adiknya tumbuh dan besar bersama berkembangnya kampung itu. Masjid darul Hijrah menjadi pusat pembelajaran dan pembinaan spiritual warga dan juga anak-anak muda di kampung itu.

Jadi saya merasa seperti dalam sebuah skenario penting agar tidak sekedar mengenal sosok dari Bang Suhardi, tetapi juga menyelam pada masa lalu dan sejarah kehidupannya.

Ternyata Kampung Hijrah memiliki anak-anak muda yang selalu semangat dalam kegiatan keilmuan dan juga sosial kemasyarakatan.

Bincang Merasakan

Atas dasar fakta itulah saya kemudian melihat bahwa materi yang tepat untuk sama-sama kami bincangkan adalah tentang merasakan.

Merasakan dengan sepenuh hati bahwa Islam itu indah sebagaimana masyarakat Kampung hijrah telah merasakan itu sejak dahulu.

Sebab inti ajaran Islam bukan sebatas untuk dikaji dan menjadi pembahasan dalam seminar atau kajian ilmu belaka. Lebih jauh adalah tentang bagaimana kita merasakan nikmatnya dan indahnya ajaran Islam itu sendiri.

Seseorang yang rajin ke majelis taklim kemudian dia mendapatkan ilmu tentang akhlak. Lalu dalam kehidupan sehari-hari ia bertemu dengan permasalahan maka ia akan mengutamakan bagaimana menyikapinya sesuai dengan akhlak Islam dibanding meresponnya sesuai dengan hasrat dan egoisme.

Kalau misalnya dia sedang mengendarai kendaraan, katakanlah mobil. Kemudian ada motor menyeberang jalan walaupun dia berhak untuk terus melaju, namun memilih untuk memberikan kesempatan motor itu menyebrang lebih dahulu, kak itu adalah bagian dari akhlak Islam.

Dan, sebagaimana kita ketahui dan kita rasakan, setiap kebaikan berhasil mendahului egoisme seketika hati menjadi tenang dan tentram.

Sebaliknya orang yang memaksakan kehendaknya sendiri, lalu memberikan ucapan yang tidak perlu kepada orang lain, seketika hatinya akan menjadi gelisah dan penyesalan mulai menyeruak begitu waktu mulai berlalu.

Jadi pada intinya ajaran Islam ini adalah amalan yang kalau dinikmati akan menghadirkan kebahagiaan dan memendarkan kebaikan bagi kehidupan.

Bakat Semangat

Usai paparan saya sampaikan, agenda dilanjutkan dengan makan ubi rebus dan ubi goreng. Tentu saja dengan pasangan khas masyarakat Sulawesi yaitu sarabba.

Kami berbincang tentang bagaimana keseharian masyarakat bersama anak-anak muda.

Ternyata menurut Khairudin adik dari Bang Suhardi, kalau anak-anak muda mengalami lesu semangat, tidak terdepan dalam sholat berjamaah, maka para orang tua bertanya. “Kemana ini anak-anak muda!”

Baca Juga: Memahami Hukum Sukses

Beruntung anak-anak mudanya tanggap, hanya dengan kode berupa pertanyaan mereka langsung sigap untuk bangkit dan kembali membakar semangatnya.

Bang Sahar pun yang begitu lama telah meninggalkan kampung halaman itu, kala waktu tertentu tetap semangat hadir bahkan membawa anak-anak muda yang mau berjuang kuliah dan bekerja ke Jakarta. Ia menginginkan semua anak muda Kampung Hijrah bisa menjadi manusia yang bermanfaat.

Alhamdulillah Allah perjalankan saya ke kampung itu, sehingga saya bisa belajar bahwa sebuah kampung yang masyarakatnya cinta kepada ibadah, peduli kepada anak muda, lalu melibatkan mereka dalam kebaikan kebaikan, kampung itu akan menjadi kampung yang hidup, hangat, akrab dan tentu saja menjadi lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan generasi muda.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment