Saat matahari terbit, apa yang kita lakukan pada momen penting itu? Apakah kita memulai hari dengan langkah bijak?
Banyak orang menginginkan kebahagiaan, tetapi seringkali gagal sejak detik pertama. Mengapa hal ini terjadi?
Detik ketika pagi menyapa adalah momentum emas. Saat itu, kita bisa berpikir jernih, bertindak bermanfaat, atau belajar hal baru.
Saya biasa membaca buku, menulis catatan singkat, bahkan menulis artikel di waktu tersebut. Ini adalah cara saya memanfaatkan momen istimewa.
Seorang teman pernah menelepon pagi-pagi. “Maaf, Mas, saya mengganggu waktu antum menulis,” katanya sebelum melanjutkan pembicaraan.
1 Detik Bernilai Besar
Setiap detik memiliki nilai besar bagi mereka yang memahami esensi waktu. Bagaimana tidak? Waktu adalah jembatan menuju kemajuan.
Orang yang terampil mengelola waktu akan menjadi pemimpin yang kuat. Mereka mampu menggerakkan dan menginspirasi orang lain.
Sayangnya, banyak pemimpin saat ini hanya fokus pada kontrol. Mereka kurang mampu menggerakkan tim maupun memantau hasil kerja.
Baca Juga: Memahami Kembali Makna Waktu
Akibatnya, kepemimpinan seperti itu menciptakan kesenjangan. Pemimpin gagal memberdayakan, malah sering menyalahkan atau melemahkan.
Sikap pemimpin yang seperti itu, seperti menekankan pentingnya kita memahami pepatah Arab tentang wakatu. “Al-waktu kas-syaif” (Waktu itu seperti pedang). Kalau kita tidak menggunakan untuk menebas, maka kepala kita yang akan tertebas.
Pilihan Ada di Tangan Kita
Detik pertama dalam hidup akan menentukan arah. Apakah kita memilih tempaan atau kenyamanan semu?
Sukses bukan hadiah instan, apalagi bawaan lahir. Sukses adalah hasil dari perjuangan keras dan pengorbanan.
Ust. Abdullah Said mampu menghadirkan Hidayatullah di seluruh Indonesia, bukan karena kecerdasan semata. Walakin juga komitmennya dalam menjaga waktu. Artinya apa? Tak ada momen kecuali beliau maksimalkan dengan sekuat tenaga.
Sekarang mari kita renungkan sejenak, apa arti perjuangan?
Dalam dimensi waktu, maknanya adalah bagaimana kita menyadari bahwa setiap detik adalah peluang untuk melakukan kebaikan.
Orang yang terbiasa memanfaatkan waktu akan memiliki pikiran positif. Sikapnya optimistis, komunikasinya inspiratif, dan tindakannya bermanfaat.
Jadi, anak muda, jangan hanya bicara soal kebahagiaan tanpa aksi nyata. Apakah kita siap mengorbankan waktu untuk belajar dan beramal?
Cek bagaimana kita menggunakan waktu. Itu lebih penting daripada omongan besar tanpa substansi.
Masa depan kita ditentukan oleh cara kita memanfaatkan setiap detik. Jadilah pribadi yang sadar akan nilai waktu.
Mulailah hari ini. Manfaatkan setiap momen sebagai langkah menuju kehidupan yang lebih baik dan bermakna. Sungguh sebuah tali tidak akan berguna ketika ia terputus. Begitu pun umur kita, akan sangat maksimal, jika kita mampu menjaga keberlanjutan kebaikan dari waktu ke waktu.*