Fokuskan energimu, menjadi tema ulasan kita kali ini. Meski bahasan ini tampak biasa, mari kita coba perhatikan lebih jauh.
Apakah kita pernah memperhatikan aktivitas sehari-hari? Sudahkah kita memiliki fokus sehingga energi kita memberikan progresivitas dalam banyak hal?
Sebuah artikel mendorong kita punya fokus pada lingkaran yang memberi pengaruh besar dalam kehidupan diri, mulai soal mood, kesehatan badan dan mental, habit, termasuk aksi dan cara kita memberi reaksi atau respon atas apapun yang terjadi. Kita mesti mampu memberi kontrol dengan fokus yang baik pada hal-hal itu.
Lebih jauh, soal membaca misalnya. Dengan sukarela orang akan melihat handphone berjam-jam tanpa lelah asalkan itu adalah media sosial.
Akan tetapi, segera mulut akan menguap saat seseorang memegang buku, kemudian membuka covernya dan memulai aktivitas membaca.
Bukan ia menguap karena betul-betul mengantuk karena kurang tidur. Tetapi karena memang otaknya tidak pernah dilatih untuk membaca dan boleh jadi kurang suka membaca.
Oleh karena itu betul apa yang disampaikan oleh Najwa Shihab bahwa membaca seperti lari maraton. Semakin seseorang sering berlatih maka semakin jauh jarak yang bisa ditempuh.
Sebaliknya semakin orang tidak berlatih semakin sedikit yang bisa dijangkau. Membaca sama dengan berolahraga. Kalau tidak kita latih maka akan mudah lelah.
Fokus Otak
Saya terus merasa relevan (perlu) untuk berbicara tentang membaca karena memang itulah perintah yang Allah berikan pertama kali kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Dengan membaca otak kita bisa berlatih untuk fokus. Seperti kita ketahui otak yang biasa fokus maka ia akan seperti pisau yang juga tajam karena selalu kita asah.
Baca Juga: Bangun Fokus Bentuklah Arus
Menarik cerita dari Meutia Farida Hatta. Bahwa dirinya selalu mendapatkan pelajaran dari sang ayah untuk menulis pengeluaran keuangan setiap harinya.
Karena itu merupakan perintah yang terus-menerus ia jalani atas pengawasan sang ayah, akhirnya Meutia Farida Hatta bisa menjadi sosok yang kredibel, mumpuni dan sangat piawai menjelaskan tentang pentingnya menjadi orang yang jujur.
Berkat fokus karena pelajaran dari bung Hatta itu Meutia Farida Hatta sering mendapat undangan dari KPK untuk menjadi narasumber.
Tentu itu bukan hanya sebatas karena wawasan tetapi juga pengalaman yang dibentuk secara fokus dalam latihan setiap hari sepanjang hidupnya.
Secara bahasa, fokus dalam KBBI artinya titik pusat perhatian dari sekian banyak titik-titik lainnya atau dari sekian banyak titik terdapat salah satu titik yang menjadi sasaran atau target yang telah ditetapkan untuk diwujudkan.
Ibnu Katsir
Saya juga membaca buku tentang kisah para nabi yang merupakan karya dari ulama besar Ibnu Katsir.
Dalam mukadimah buku tersebut ia menjelaskan bahwa seandainya ada landasan untuk ia bisa memberi judul buku itu dengan kalimat kisah kebenaran, maka Ibnu Katsir akan melakukannya.
Namun karena Allah sendiri mengatakan itu adalah kisah para nabi dan rasul maka jadilah judulnya kisah para nabi.
Dorongan terkuat yang menjadikan Ibnu Katsir mampu menulis buku tersebut tentu adalah karena pengetahuan yang begitu mendalam, sebagai buah dari ketekunannya, fokusnya yang tajam, dalam memperhatikan ayat-ayat yang mengisahkan kehidupan para nabi dan rasul.
Dalam kata yang lain tidak mungkin seorang ulama menghasilkan sebuah karya tulis kalau dia tidak punya fokus.
Mari Berlatih
Dengan demikian maka kita sebenarnya bisa juga menghasilkan sebuah produk yang bermanfaat bagi sesama bahkan bagi kehidupan jika mau fokus berlatih.
Tidak harus seperti para ulama yang memang sangat teliti dan senang fokus kepada kajian ilmu. Tetapi mulailah dengan apa yang memang menjadi aktivitas sehari-hari, dengan tingkat ketelitian dan kesungguhan dalam melakukannya secara lebih baik.
Indikasinya sederhana, jika kita adalah seorang marketing, maka relasi yang baik, komunikasi yang baik, serta ketulusan di dalam melakukannya akan membuat kita tumbuh menjadi marketer yang teruji.
Apabila kita seorang pemimpin, kemudian dalam banyak kesempatan, anak buah merasa terinspirasi, merasa perlu untuk terus meningkatkan kualitas diri, maka sungguh kita adalah pemimpin yang telah memiliki fokus yang baik.
Secara lebih aplikatif, fokus juga tentang aksi segera. Fokus menuntun kita untuk segera beraksi, tanpa menunda-nunda.
Bahkan kalau usai satu urusan, siapkan diri menuntaskan urusan lainnya. “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS. Al-Insyirah : 7).
Mulailah Fokus!
Jadi mulai sekarang latihanlah untuk fokus. Saat berbicara fokuslah kepada kebenaran, kemudian juga fokus terhadap solusi. Hindari berkata-kata yang dapat menimbulkan masalah, serta jauhi perkataan-perkataan yang tidak mengarah pada penajaman fokus diri sendiri.
Paling utama, agendakanlah tindakan walau kecil dan sederhana. Fokus pada tindakan akan membuat kita terampil mengatur waktu, pikiran dan tentu saja dapat mengisi waktu dengan karya-karya kebaikan. Selamat berjuang untuk fokus, kawan!*