Home Artikel Fokus Pada Peluang Bukan Hambatan
Fokus Pada Peluang Bukan Hambatan

Fokus Pada Peluang Bukan Hambatan

by Imam Nawawi

Ketika saya berbincang dengan beberapa anak muda, mereka menerima gagasan besar yang bisa running dengan kerja konkret dan sederhana. Namun, sejurus kemudian, daftar hambatan mereka ajukan. Mereka langsung kehilangan gairah. Saya katakan mari fokus pada peluang bukan hambatan.

Biasanya sebagian orang akan merespon gagasan dan peluang kebaikan dengan melihat hambatan yang terdaftar. Saya tidak bisa. Ini sulit bagi saya dan sebagainya.

Baca Juga: Pemuda Islam Menguasai Data

Cara melihat kehidupan seperti itu berangkat dari keyakinan yang keliru. Dan, yang menarik siapa yang menanamkannya, itu tidak jelas. Tetapi bagaimanapun, itulah yang kebanyakan orang termasuk anak muda sangat percaya.

Oleh karena itu fenomena gabut, overthinking, insecure banyak jadi bahasan belakangan ini. Karena memang secara mental dan keyakinan, banyak anak muda mengarah pada titik yang salah dan berbahaya.

Ubah Kebiasaan

Langkah paling mungkin untuk mengatasi diri terjebak pada “kepastian” hambatan ialah mengubah kebiasaan.

Tetapi mengubah kebiasaan tidak sekedar mengganti perilaku berulang dalam 24 jam. Perlu juga hadir yang namanya kesadaran, mengapa kebiasaan lama harus kita ubah.

Misalnya diri biasa mendengar lagu yang tidak membangun mental, atau sangat mudah diri terlibat dalam percakapan negatif media sosial.

Jika tidak kita ubah kebiasaan itu, maka energi negatif akan masuk dalam pikiran bawah sadar, terlebih kala itu telah jadi kebiasaan bertahun-tahun.

Earl Nightingale berkata, “Apa pun yang kita tanam dalam pikiran bawah sadar kita dan kita pelihara dengan pengulangan serta emosi, maka suatu hari akan menjadi kenyataan.”

Nah, kesadaran bahwa mengubah diri dalam hal tadi sangat penting akan memudahkan kita untuk benar-benar berada dalam kondisi mental dan pemahaman yang baru.

Dengan begitu akan muncul rasa percaya diri, bahwa mulai sekarang, saya harus benar-benar mengubah, kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik.

Selanjutnya barulah akan sampai pada kemampuan diri menetapkan tujuan dan fokus yang kuat. Tujuan dan fokus adalah syarat seseorang meraih keberhasilan dengan segala heroisme-nya.

Yakin dengan Janji Allah

Lebih jauh Islam memberikan kita solusi bagaimana semestinya mengisi kehidupan ini dengan fokus pada peluang dan memahami hambatan sebagai “kewajaran” yang harus kita jalani.

Tinggal bagaimana kekuatan iman dalam diri benar-benar menjelma sebagai kekuatan kesadaran yang mendorong lahirnya satu sikap yakin akan pertolongan Allah.

Yang karena itu diri tidak pernah bergerak, melainkan pada kebaikan demi kebaikan. Ustadz Abdullah Said pernah berkata, kalau perlu jangan sampai ada sedetik pun waktu tidak dalam rangka menolong agama Allah.

Jadi, kalau anak muda hari ini ingin melihat umat Islam ke depan lebih baik, maka segera agendakan keyakinan kepada Allah ini sebagai basis dalam melakukan apa pun.

Baca Lagi: Pandemi Virus Pandemi Moral

Insha Allah dengan cara seperti itu, kita akan punya energi dan mendapat pertolongan Allah dalam mewujudkannya.

Kalau pun ada kesulitan, Allah sudah berjanji, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Artinya, kalau hidup ini harus bersandar pada diri kita sebagai hamba, jelas kita tidak punya kekuatan.

Tetapi kalau kita mau bersandar kepada Tuhan Yang Maha Besar, maka jelas tidak ada kesulitan yang tidak bisa kita hadapi. TInggal bagaimana keyakinan kepada Allah ini terus hadir, menyala dan berkobar-kobar di dalam dada.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment