Nuansa duka masih menyelimuti warga Hidayatullah di seluruh Indonesia, seiring dengan wafatnya seorang ideolog gerakan di Hidayatullah, yakni Ustadz Dr Abdul Mannan, MM. Saya semalaman berpikir adakah makna atau filsafat dari kematian dalam Islam. Ternyata itu ada dan Alhamdulillah saya temukan artinya.
Semua orang tentu mengerti apa itu kematian, yakni hilangnya ruh dari jasad, sehingga raga tidak lagi dapat bergerak sebagaimana biasa. Namun, Islam sebagai cara pandang (worldview) tentu tidak memberikan penjelasan bahwa kematian hanya sebatas begitu saja.
Kematian di dalam Islam harus dipandang secara mendalam, bukan semata fenomena atau fakta yang tampak bagi indera dan akal belaka.
Guru saya itu – Ustadz Suharsono – menjawab singkat dan padat.
Baca Juga: Masa Muda Harus Berprestasi
“Kematian itu hanya bagi fisik. Sejarah, kiprah, bahkan pemikiran seseorang jika kebaikan yang dihadirkan memang memenuhi kehidupan umat manusia dia akan hidup terus alias abadi. Puncak kebaikan itu berhasil dilakukan oleh Rasulullah SAW. Sekarang kamu cek, apa ada orang memanggil Nabi Muhammad SAW dengan sebutan almarhum.”
Kemudian beliau menerangkan tentang bagaimana sebenarnya hidup manusia itu.
“Manusia itu ketika berhasil melakukan kebaikan-kebaikan apalagi untuk banyak orang, ia akan berada di dalam dua kondisi kehidupan. Perttama hidup di dalam ruang dan waktu yakni selama dia bernafas. Kedua, ia hidup di alam kesadaran, sehingga walaupun orangnya telah lama tiada, pemikirannya tetap eksis di dalam kesadaran banyak orang.”
Tiga
Oleh karena itu, beliau kemudian menerangkan mengapa Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk memiliki tiga amal yang menghidupkan dunia dan akhirat.
Pertama, anak yang sholeh. Kedua, amal jariyah. Ketiga, ilmu yang bermanfaat.
Jadi ketika Rasulullah SAW menegaskan bahwa kematian adalah nasihat, itu di antara maknanya adalah hadirkan semangat beramal sholeh dengan sebaik-baiknya, mulai dari membangun keluarga bertaqwa, harta yang manfaat dalam sedekah, serta semangat menuntut ilmu yang terus membara.
Jangan santai, jangan buang waktu untuk hal-hal tidak perlu. Jangan isi hidup dengan perkara-perkara yang tidak berguna. Ibadah, amal, lalu belajar dan kembali lagi, belajar, ibadah dan amal.
Kebahagiaan
Kematian dengan demikian adalah nasihat agung, yang mengingatkan manusia untuk memperhatikan kebahagiaan sejati dan tidak terpedaya oleh kesenangan sesaat.
Baca Juga: Metode Membangun Kesadaran
Karena kematian pasti datang dan kematian itu bukanlah akhir dari perjalanan hidup umat manusia.
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, karena (sebenarnya) mereka itu hidup tetapi engkau tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah: 154).
Kemudian di dalam Surah Ali Imran ayat 169. “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”
Dengan demikian, kematian adalah kebaikan bahkan gerbang kebahagiaan sejati yang setiap manusia akan mendapatkannya selama ia mau berdakwah, berjuang atau berhijrah di jalan Allah. Oleh karena itu, bagi orang yang visinya akhirat, kematian adalah hal yang tidak menakutkan.*
Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah