Saat kita bangun tidur, kondisi kita seperti HP yang tuntas 100% di charge. Bisa segera melibas segala keperluan. Mulai merekam momen, mengedit file video, hingga merender dan mempostingnya di media sosial. Tetapi apakah setiap orang bisa begitu? Energinya bisa benar-benar full power?
Ada orang bangun tidur, tapi perasaannya 25% kekuatannya. Indikasinya sederhana. Baru bangun, bawaannya mau mengeluh. Merasa hidup selalu tidak adil bagi dirinya. Kalau kemarin gak begitu, hari ini gak begini. Dan, berbagai macam redaksi. Tapi pangkal dan ujungnya sama, keluh kesah.
Anehnya orang itu tak juga sadar. Sadar bahwa ia mesti segera melakukan fast charging untuk perasaannya. Kalau tidak, seperti bensin mobil yang tinggal 10 tetes masuk ke pembakaran. Dalam tempo 25 detik, mesin segera berhenti beroperasi. Syukur kalau pas jalan bareng teman, ada yang bisa bantu dorong mobil mogok itu. Kalau lagi sendiri?
Fast Charging dengan Tilawah
Suatu waktu, Joni dan Jono naik motor berdua. Hanya untuk keperluan ngabuburit. Tapi Jono sebagai anak yang kerap tilawah Alquran, obrolannya selalu menarik, excited.
“Joni, kamu tahu apa arti kisah dalam Alquran?” Jono mulai menghidupkan penalaran Joni. “Hikmah, bro.” Joni tampak tak begitu tertarik masuk ke tema bahasan itu. Bikin mikir, pusing. Begitu Joni setiap dapat tawaran diskusi tentang hal-hal esensial.
“Selepas Subuh tadi, saya baca ayat. Isinya Nabi Musa dan Nabi Harun itu takut menghadapi Fir’aun. Padahal Nabi Musa sudah berbicara langsung dengan Allah. Lalu Allah mengatakan kepada keduanya, jangan takut. Allah akan bersama mereka berdua dalam tugasnya menyadarkan Fir’aun,” Jono mulai serius.
Kalau sudah begitu, mau tidak mau Joni harus menyimak. Gagal paham, Joni bisa tidak dapat jatah sahur yang lezat. Jono memang anak orang kaya, tapi baik hati, senang sedekah.
“Terus,” Joni pura-pura tertarik.
Jono membuat ilustrasi. Kalau menurut kamu ada orang tua memberi nasihat kepada anaknya, supaya rajin belajar. “Tujuannya apa?” Jono memancing Joni.
“Supaya rajin belajar. Anaknya mau ikut perintah orang tua,” Joni menjawab. Jono senang dan tersenyum mendengar itu.
“Begitulah Allah dengan ayat demi ayat dalam Alquran. Allah ingin kita punya energi. Dan, tilawah itu adalah ibarat fast charging. Kita akan segera termotivasi dan senang dalam kebaikan,” Jono menegaskan.
Menguntungkan
Fast Charging bagi HP memberi banyak keuntungan. Mulai dari menghemat waktu, meningkatkan produktivitas, dan memberikan kenyamanan dalam aktivitas harian.
Dalam konteks energi hidup dalam kebaikan, fast charging itu bisa beragam kebaikan. Seperti shalat, tilawah, dzikir, dan amal ibadah lainnya.
Jadi, kalau pas bangun tidur kondisi jiwa rasanya gak enak. Solusinya bukan mengeluh. Tapi segera bangkit. Ambil air wudhu, hampar sajadah dan shalat. Insya Allah setelah itu jiwa dan perasaan akan lebih nyaman.
Kalau HP bisa segera punya energi dalam waktu singkat. Seharusnya kita semakin punya kemampuan mendapat solusi dalam tempo sangat cepat.
Tapi pastikan punya adaptor yang support fast charging. Begitu pun dengan akal dan hati kita, mesti juga support fast charging energi.
Hanya itu yang bisa membuat orang tak mudah terbakar (emosinya) oleh api yang tak jelas. Ia malah akan menerangi sekeliling dengan cahaya yang terus ia jaga, ia rawat dengan segenap perhatian.*