Home Kajian Utama Era Terbuka Mata Hati Tetap Tertutup
Era Terbuka Mata Hati Tetap Tertutup

Era Terbuka Mata Hati Tetap Tertutup

by Imam Nawawi

Betapa banyak orang yang membanggakan era digital ini. Semua terbuka, semua serba cepat. Bahkan hampir seluruhnya bisa dilakukan dengan rebahan. Tetapi, benarkah semua terbuka, ternyata tidak. Ada yang masih tertutup, yaitu mata hati.

Mata hati yang tertutup akan sulit bahkan mungkin sangat susah untuk memahami kebenaran. Akibatnya perilakunya akan buruk.

Sekelas Nabi pun kalau soal mata hati yang tertutup, tidak akan mampu berbuat banyak untuk membuat seseorang mampu melihat kebenaran dengan mudah.

Baca Juga: Apakah Anda Sakit Hati?

“Engkau bukanlah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Engkau tidak dapat menjadikan (seorang pun) mendengar, kecuali orang yang beriman pada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri.” (QS An-Naml: 81).

Irasional

Mata hati sebenarnya adalah “mata” bagi nurani manusia memahami ajaran Islam dengan baik. Dengan begitu ada keyakinan dan kemampuan berpikir secara kokoh bahwa hidup harus memberikan manfaat.

Nah, ketika seseorang kehilangan kemampuan mata hati dengan semestinya, maka ia akan menyukai kejahiliyahan, keburukan dan kerusakan.

Baginya keburukan adalah kebenaran. Maka ia akan menggunakan segenap daya untuk mengkonstruksi pikiran, kesan bahkan narasi yang mengecoh akal pintas manusia untuk mengakuinya sebagai kebenaran.

Sebaliknya kebenaran ia akan benci dan terus lawan. Baginya, hanya keburukan itulah kebaikan.

Orientasi Pembangunan

Berdasarkan uraian ringan tersebut kita bisa memahami bahwa bangsa dan umat ini butuh orientasi pembangunan yang mendasar. Yaitu membentuk kesadaran manusia mencintai kebaikan-kebaikan (goodness).

Baca Lagi: Hati Tenang Seperti Daun yang Indah

Goodness (kebaikan) bermakna orang yang kuat moralitasnya, memiliki budi luhur, dan penuh serta setia pada kebajikan.

Sosok seperti ini tidak akan pernah tunduk atas hawa nafsu dan mengutamakan kesenangan sementara dengan limpahan kekayaan semu.

Orang goodnes adalah orang yang hidup mata hatinya, sehingga yang ia kejar dalam kehidupan adalah kebaikan demi kebaikan. Ia yakin, itulah modal penting meraih hidup bahagia selama-lamanya, dunia dan akhirat.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment