Publik Indonesia tidak akan bisa lepas dari berita kemacetan menjelang dan pasca Idul Fitri. Bahasa media itu karena adanya arus mudik dan arus balik. Tapi sejatinya itu adalah energi silaturrahmi pasca pandemi di Hari Raya Idul Fitri.
“Dua tahun lebih tidak berjumpa fisik dengan KH Ahmad Mustafa Bisri alias Gus Mus. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan kami saling menjaga dan tak saling bertemu sejak awal 2020 karena alasan protokol kesehatan. Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT, Kamis pagi ini saya bersilaturrahim Lebaran ke kediaman beliau,” kata Mahfud melalui keterangan yang diterima detikcom, Kamis (5/5/2022).
Artinya, sekelas menteri pun tak bisa mengelak dari adanya energi silaturrahmi pasca pandemi ini. Ada rasa rindu yang membuncah. Pada saat yang sama ada pahala dan barokah ingin diraih.
Baca Lagi: Asal-Usul Halal Bi Halal Menurut Anies Baswedan
Sebagaimana perintah Rasulullah SAW.
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.”(H.R. Bukhari & Muslim).
Senasab Baru Seperjuangan
Pada dasarnya silaturrahmi berasal dari bahasa Arab, yaitu shilah (hubungan) dan rahim (kasih sayang).
Jadi, silaturrahmi artinya berkasih sayang atau menjalin hubungan persaudaraan. Persaudaraan yang disebabkan oleh nasab (keturunan) atau hubungan pernikahan sebagai mana asal kata “rahim.” Yang memberi makna kerabat yang berasal dari satu rahim.
Oleh karena itu kalau berita silaturrahmi orang Indonesia, termasuk tokoh dan pejabat publik baru muncul belakangan ini, boleh jadi karena mereka menjalankannya untuk kerabat senasab baru lah kemudian ke kerabat seperjuangan.
Keluarga Baru Wisata
Satu hal yang belakangan perlu mendapat perhatian ialah orientasi orang mudik.
Sepertinya tidak lagi banyak yang benar-benar mau silaturrahmi. Sebagian malah sudah siap dengan schedule wisata. Jelas tidak salah, tapi makna silaturrahmi kurang dapat.
Silaturrahmi tentu bukan sebatas kumpul dan minum kopi atau teh bersama-sama. Tetapi bagaimana ada transformasi nilai melalui story telling dari orang yang senior kepada yang junior.
Pada saat yang sama, usai silaturrahmi ada energi besar yang mendorong diri punya asa untuk menjaga kebaikan, yaitu sambung silaturrahmi dan sambung kebaikan pasca Lebaran.
Baca Lagi: Tak Ada Obat Semujarab Doa
Apabila semua itu telah tercapai, barulah berpikir tentang wisata bersama keluarga. Jangan sampai mudik yang dilakukan justru menancapkan rasa rindu dalam hati untuk wisata dari pada bercengkerama dengan keluarga besar.
Tapi bagaimanapun teruslah jaga api silaturrahmi dalam diri, karena ini adalah sumber kekuatan, mengundang barokah dan menggerakkan persaudaraan dan persatuan.
Simak video klik Pejabat Silaturrahim ke Ulama, Mau Apa Kira-kira?
Yang penting jangan lupa sholat, zakat, dan berbuat kebaikan kepada siapa pun, utamanya anak yatim dan orang miskin.*