Home Kajian Utama Dunia Tempat Ujian, Apa Buktinya?
Dunia Tempat Ujian, Apa Buktinya?

Dunia Tempat Ujian, Apa Buktinya?

by Imam Nawawi

Bersyukur sekali kalau kita masih merasakan ada iman di dalam hati. Karena itu akan membuat kita memandang dunia secara tepat. Yaitu dunia sebagai alam penuh ujian. Namun, sebagian orang lupa atau mungkin tidak setuju. Sebagian ragu dan bertanya adakah bukti akan hal itu?

Jika dunia ini surga, maka tidak perlu ada konsep zalim. Kita tidak mungkin bertemu orang yang ia merasa terzalimi.

Pada sisi yang lain ada orang menjadi korban ketidakadilan. Jika alam dunia ini adalah bebas tanpa norma, bahkan keyakinan, lalu mengapa perlu ada lembaga hukum untuk menegakkan keadilan?

Bahkan ketika semua orang mendambakan kekayaan, lalu mengapa ada orang kaya tapi hidup menderita. Semua itu adalah pertanyaan-pertanyaan umum.

Jawaban singkatnya, karena memang dunia adalah alam ujian. Apakah orang mau hidup dengan komitmen pada iman dan Islam. Atau ia memandang dunia ini surga dan setelah itu mati, ya, sudah.

Penegasan

“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155).

Ayat ini secara jelas menyatakan bahwa ujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Siapa yang bisa lulus? Manusia yang jiwanya mau menggunakan sabar sebagai pakaian.

Baca Juga: Punya Tujuan Harus Siap Ujian

Pada sisi yang lain kita bisa melihat bahwa kalau hari ini kita takut, kurang makanan, kurang uang, kurang buah dan ada jiwa yang kita cinta telah tiada, itu semua bukti kita dalam ujian.

Sabar adalah pakaian indah yang harus kita bayar dengan menguatkan iman dan Islam sebaik mungkin.

Oleh karena itu banyak kisah orang sukses dan menginspirasi orang lain, karena jiwanya yang sabar. Jiwanya punya keuletan dalam bekerja, ketekunan dalam berkarya dan terus mengisi hari dengan dedikasi tinggi.

Iman

Semakin orang sadar dirinya punya iman, semakin Allah akan menguji.

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (begitu saja) dengan mengatakan, “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2).

Oleh karena itu sikap terbaik kita dalam menghadapi hidup ini fokus pada tuntunan Allah.

Kalau kita tekun shalat, gemar ke majelis ilmu dan ada kekurangan yang kita hadapi, sabar sikap terbaik. Syukur terus kita kuatkan.

Kalau kita mau melawan ketentuan Allah, capek dan rugi. Mungkin bisa saja seseorang punya mental disiplin. Tetapi kalau ia gagal, biasanya akan stres dan depresi. Lihat angka bunuh diri di negara maju. Mereka cerdas intelektual, tapi spiritual kosong.

Seperti layangan yang putus dari talinya. Tak peduli layangan itu mahal dan istimewa, ia akan terombang-ambing oleh angin dan pergi entah kemana.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment