Home Artikel Dunia Tanpa Alquran?
Dunia Tanpa Alquran

Dunia Tanpa Alquran?

by Mas Imam

Pernahkah terpikir, bagaimana dunia tanpa Alquran? Di tengah kemajuan sains dan teknologi ternyata banyak hal yang manusia tidak bisa pecahkan dengan kebanggaan peradaban Barat itu.

Misalnya, mengapa manusia hidup di dunia ini lalu mati? Bagi kaum ateis, mati hanyalah fenomena alam. Dan, karena itu mereka tak punya makna apapun terhadap kematian. Pikirannya sederhana, kalau mati, ya, sudah.

Padahal, kalau mau mendalam berpikir, semua yang ada di dunia ini mustahil terjadi begitu saja. Sebagaimana kalau saya mengetik di laptop, tiba-tiba tersedia air mineral, itu adalah tidak mungkin.

Pasti ada yang mendorong mengapa harus ada air mineral di dekat laptop saya. Entah itu rasa haus, tradisi atau pun bentuk antisipasi agar nanti kala haus menyerang, badan tak perlu meninggalkan laptop.

Jika keberadaan air mineral di meja orang yang sedang bekerja saja tidak hadir secara kebetulan, bagaimana mungkin, matahari, rembulan, siang dan malam hadir dengan sendirinya atau ada dari ketiadaan. Jelas ini sulit dicerna oleh akal manusia.

Apalagi kalau bicara kematian, mati begitu saja, lantas usai semua urusan.

Baca Lagi: Gapai Hidup yang Bahagia

Bukankah dalam hidup ini manusia bisa kecewa, sedih, sakit hati, dan bahagia. Benarkah kala kematian tiba seseorang tidak lagi hidup dan merasakan apa yang umum dirasakan di dunia?

Penjelasan Alquran

Ketika manusia dalam hidup di dunia ini mengenal bahagia dan sedih, maka sudah pasti manusia berpikir bagaimana meraih hidup bahagia dan terhindar dari hidup yang sengsara.

Artinya, semua manusia yang hidup, idealnya mampu berpikir. Pertanyaannya apakah ada manusia tidak mampu berpikir? Jawaban generalnya, tentu saja tidak ada, yang ada adalah manusia enggan atau tidak mau berpikir.

“Apakah Kami tidak memanjangkan umur kamu, dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi yang mau berpikir” (QS. Fathir [35]: 37).

Bagaimana mestinya memulai berpikir itu sendiri? Tentu saja dengan melihat diri manusia itu sendiri. Bukankah dahulu yang namanya saya (dengan nama masing-masing) itu tidak ada dan tidak dikenal oleh manusia yang lebih dahulu lahir ke dunia?

Itulah kenapa, dalam identitas diri ada poin, Tempat dan Tanggal Lahir. Artinya, sebelum itu kita tidak ada. Alquran pun menegaskan hal ini.

“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari perjalanan masa, sedang dia ketika itu belum berupa sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al-Insan [76]: 1).

Jadi, kalau ditanya mengapa ada manusia di dalam kehidupan dunia ini dan manusia hidup smeentara, tidak lain karena manusia mengemban tugas dengan akal dan pikirannya untuk mengenal siapa Allah lalu totalitas beribadah kepada-Nya.

Di dalam Aquran, Allah Ta’ala berfirman, “Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” (QS. Al-Anbiya [21]: 16).

Tunduk

Ketika manusia telah rampung kesempatannya hidup di atas bumi, maka ia akan menghadapi dunia baru, sampai pada tahap dan masa kekealan. Ini bermula dari alam kubur, kemudian berlanjut ke alam kebangkitan, lalu hisab dan pertanggungjawaban, serta surga atau neraka.

Oleh karena manusia dengan akalnya tidak mungkin menembus alam yang berbeda itu, maka Allah berikan panduan berupa Alquran.

Alquran ini menjelaskan segenap dimensi kehidupan, baik di dunia maupun kelak di akhirat.
Oleh karena itu, isi Alquran bukanlah kebencian seperti difitnahkan sebagian orang, tetapi segenap aturan yang kala manusia tunduk penuh komitmen maka ia akan menjadi manusia yang bahagia di hari keabadian usai kebangkitan.

Jangan mau seperti orang yang tertutup hatinya. Tidak tahu tetapi memastikan sesuatu.

“Mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.'” (QS. Al-Jatsiyah [45]: 24).

Baca Juga: Tak Ada Obat Semujarab Doa

Allah membantah cara berpikir seperti itu pada lanjutan ayat tersebut. “Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.”

Jadi, dapat disimpulkan dunia tanpa Alquran isinya hanyalah dugaan-dugaan belaka. Oleh karena itu agar manusia tidak terjerembab pada kegelapan yang berangkat dari dugaan-dugaan, Allah Ta’ala utus seorang Rasul sekaligus Alquran sebagai panduan. Allahu a’lam.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment