Senin, 4 September 2023 saya sejatinya sangat ingin mengikuti studium generale yang STIS Hidayatullah Balikpapan gelar. Terlebih sang narasumber adalah sosok kader dari kader utama yang kami membanggakannya, yaitu Muhammad Saddam. Ia adalah Ketua STIE Hidayatullah Depok. Dan, saya menemukan hal menarik untuk jadi renungan kita bersama.
Bersyukur pada Rabu, 6 September 2023 saya berkesempatan menyimak kegiatan itu melalui Youtube. Sembari makan siang saya dan beberapa orang menyimak paparan pria 31 tahun itu.
Sebagai orang yang bukan ahli ekonomi, melihat slide yang isinya garis-garis dalam bentuk diagram, rasanya memang sulit tersentuh. Namun demikian, paparan Bang Saddam, cukup memberi tambahan wawasan, apa yang sedang terjadi.
Baca Juga: Islam dan Gerak Ekonomi Indonesia
Prinsipnya ada masalah sosial ekonomi yang tidak ringan yang melanda Indonesia. Pertanyaannya, apa yang bisa kaum muda lakukan hari ini untuk memberikan jawaban atas tantangan yang semakin hari kian menganga ini?
Diskusi
Saya melompat ke sesi diskusi. Seorang mahasiswi bertanya, perihal bagaimana seorang muslimah yang mengkaji ilmu hukum ekonomi syariah (HES) bisa berkontribusi dalam memperbaiki sistem ekonomi modern yang merugikan banyak orang ini.
Bang Saddam memberikan jawaban yang kohesif menurut saya.
“Pertama yang bisa dilakukan adalah menggali dan menemukan jati diri kita sebagai seorang manusia.
Kedua, mengkaji secar mendalam fakta hukum yang berjalan di Indonesia berkaitan dengan ekonomi yang ada.
Ketiga, berupaya melakukan pencarian solusi atas gap yang terjadi atas hasil kajian yang telah dilakukan.
Keempat, melakukan gerakan dalam rangka berupaya menuntaskan gap yang ada baik secara pikiran maupun perbuatan.”
Mantapkan Jiwa
Kalau selama ini kita sering mendengar atau mengucapkan dua kata, mantap jiwa, maka sekarang penting kita sempurnakan menjadi mantapkan jiwa.
Baca Lagi: Belajar Kebijakan Ekonomi dari Para Penguasa
Empat poin yang Bang Saddam uraikan menunjukkan bagaimana langkah kaum muda, terutama calon sarjana ekonomi, termasuk hukum ekonomi syariah, harus ada upaya memantapkan jiwanya hadir sebagai sosok yang siap ikut serta menyelesaikan masalah ekonomi umat manusia saat ini.
Fritjof Capra dalam buku “Titik Balik Peradaban” menegaskan bahwa era peradaban Barat adalah masa yang kerusakannya tidak pernah terjadi pada masa sejarah umat manusia sebelumnya.
Capra menegaskan, semakin banyak ahli ekonomi lahir, semakin sulit kemiskinan tersolusikan. Semakin maju teknologi, semakin parah polusi. Bahkan semakin banyak rumah sakit muncul, semakin sulit orang hidup menjadi sehat.
Artinya, Indonesia bahkan dunia memang menanti mahasiswa yang menyadari masalah ini, kemudian mendesain diri, memantapkan jiwa untuk bisa hadir sebagai problem solver.
Pertanyaannya, apakah mungkin? Kalau Allah Maha Kuasa, yakini saja itu. Tugas kita sebagai pemuda, berupaya dan berjuang ikhlas.
Perubahan besar selalu mungkin terjadi bersama insan-insan yang memang siap maju, produktif, dan peduli atas problematika umat manusia.
Dan, mengapa kita tidak mengupayakan itu, toh Ustadz Hamzah Akbar menegaskan bahwa sistem ekonomi saat ini, baik sosialis maupun kapitalis tengah lesu dan menanti solusi baru. Dari mana kalau bukan dari mahasiswa Islam?*