Home Artikel Diskusi Politik Progresif Beradab
Diskusi politik progresif beradab

Diskusi Politik Progresif Beradab

by Imam Nawawi

Selasa (28/3/23) saya mendapat kesempatan menjadi narasumber dalam acara “Diskusi Politik Progresif Beradab.” Acara yang berlangsung online itu start dari pukul 06.00 WIB.

Bang Refra sebagai pemandu acara mengatakan istilah politik progresif beradab belum banyak jadi wacana apalagi kesadaran, baik masyarakat, lebih-lebih politisi kebanyakan.

Bang Rasfi menuturkan bahwa tema diskusi ini menarik dan penting terus kita gaungkan, politik progresif beradab.

Belum ada yang menggaungkan kalimat ini. Pemuda Hidayatullah harus mampu menggaungkannya kepada bangsa.

Baca Juga: Politik Progresif Beradab

BPU mengatakan, ketika kita ingin memimpin peradaban, maka kita harus menjadi guru peradaban.

Sebagai pembawa visi peradaban, maka ibadah itu dasar, tidak cukup hanya ibadah.

Kita harus berkecimpung dalam urusan orang banyak. Sebagian orang mungkin agak alergi dengan kata politik.

Itu tidak lain karena praktik politik sekarang yang sadis, licik, jahat dan jelek. Akibatnya orang banyak menjauh.

Padahal Nabi juga berpolitik, silakan baca shirah. Michael Hart menempatkan Rasulullah sebagai pemimpin pertama, karena punya pengaruh politik yang luar biasa.

Kebijakan politik selalu menarik, mulai dari menyatukan Muhajirin dan Anshar. Kemudian menyatukan suku-suku di Madinah. Dan, puncaknya Piagam Madinah.

Belajar dari Buya Hamka

Orang ingin hidup bahagia, itu naluriah. Tetapi menempuh segala cara untuk hidup senang, itu merusak kemanusiaan dalam kesdaran diri.

Soal bagaimana hidup mulia kita bisa belajar pada Buya Hamka. Beliau sangat teguh dalam memegang prinsip perjuangan.

Walau hidup harus dengan kesulitan ekonomi, itu tak membuat Buya Hamka gelap hati dan gelap mata. Beliau tetap berdiri menjadi pejuang kebaikan dan kebenaran.

Lebih jauh sejak muda, Buya Hamka tak pernah berhenti belajar dan produktif berkarya serta berdakwah. Dakwah yang tak banyak orang bisa lakukan, dengan lisan dan tulisan.

Baca Lagi: Desain Politik 2024

Tetapi, kini coba kita lihat, bagaimana sosok Buya Hamka menjadi begitu mulia dan dirindukan oleh bangsa Indonesia. Derita yang dahulu banyak orang hindari, kini jadi inspirasi yang terus orang kagumi.

Politik progresif beradab, menjadikan hidup kita tidak saja bahagia, tetapi membahagiakan juga. Bahkan saat jasad telah berkalang tanah.

Massifkan

Wacana perbaikan politik harus kita suarakan terus-menerus. Pemuda Hidayatullah bisa mengambil peran dalam hal ini.

Sebab kebaikan bangsa dan negara dalam hal tertentu bahkan mungkin keseluruhan sangat bergantung pada situasi dan kondisi atau suhu politik.

Kita harus memahami bahwa politik Indonesia ke depan harus diisi oleh insan-insan yang punya komitmen adab yang tinggi. Karena Pancasila memasukkan kata adab itu secara eksplisit. “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.”*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment