Sejak Kamis (12/9/24) saya dan Kang Maman sudah komunikasi untuk ketemu dalam acara keren di Bentara Budaya, Palmerah Jakarta. Nah, Jumat (13/9/24) usai paparan materi tuntas, Kang Maman menyempatkan waktu, mengantarkan saya yang bukan siapa-siapa ke outlet buku yang juga menjual kaos dengan banyak quote menarik.
Setelah melihat-lihat jatuhlah pilihan saya pada buku yang judulnya “Saya Bukan Siapa-siapa Rekam Jejak Retno Marsudi.”
Ada dua alasan utama mengapa saya ambil buku itu. Pertama, karena saya memiliki anak perempuan. Kedua, saya ingin anak perempuan saya bisa berbakti kepada negeri, umat dan bangsa seperti Ibu Retno Marsudi.
Ada ungkapan tentang “Self-fulfilling Prophecy”. Ini adalah fenomena di mana keyakinan atau harapan seseorang tentang suatu peristiwa mempengaruhi perilaku mereka sedemikian rupa sehingga menyebabkan peristiwa tersebut benar-benar terjadi.
Fakta Kang Maman yang juga figur publik mengantarkan saya membeli buku itu, sepertinya semakin menguatkan bahwa alasan saya hari itu akan menjadi kenyataan pada hari-hari mendatang. Allah bersama prasangka hamba-Nya. Begitu Nabi SAW berpesan. Jadi, semangat dong.
Saya Bukan Siapa-siapa
Satu masa Retno Marsudi sampai pada kondisi ikut seleksi menjadi Dubes RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Eslandia.
“Kalau berdasarkan hitungan rasional, saya tidak mungkin mencapai semua ini. Saya bukan siapa-siapa,” kata Retno (lihat halaman 39).
Baca Juga: Menggali Ide Kang Maman
Tuhan memang menyukai orang yang rendah hati, tawadhu. Doa kedua orang tua Retno Marsudi terkabul. Sejak 2005 hingga 2008, Retno berhasil menjadi Dubes RI di Norwegia dan Eslandia. Ia pun mencatat rekor sebagai diplomat termuda perempuan di Indonesia.
Taat
Pelajaran yang bisa kita ambil, keberhasilan bukan semata soal kecerdasan intelektual, sekalipun kita tak boleh mengabaikan.
Keberhasilan Retno Marsudi karena kegigihannya belajar, disiplin tinggi dan menjiwai semua yang dilakukan. Plus ia taat kepada kedua orang tuanya, bahkan ia mendapat restu dan doa dari kedua orang tuanya.
Kita sejak kecil telah mendengar bahwa doa ibu kepada anak tidak akan tertolak. Kisah Retno Marsudi adalah bagian dari bukti.
Dengan demikian, teruslah berusaha, isi hari ini dengan sebaik-baik kegiatan yang bermanfaat.
Seperti ungkap Mbak Inayah Wahid saat menjawab pertanyaanku dalam acara di Bentara Budaya itu.
“Fokuslah berbuat pada hari ini, suatu saat itu akan jadi gelombang besar. Walaupun tidak jadi gelombang, kita telah berbuat. Jadi jangan cemas masa depan, tapi pastikan hari ini ada upaya untuk berbuat.”
Saya pun teringat sebuah kalimat keren, “Sejarah selalu kosong untuk diisi oleh orang-orang yang mau berpikir dan berbuat untuk maslahat banyak orang”.
Wah, Kang Maman mengantar saya beli buku saja sudah jadi tulisan, insha Allah terus jadi kebaikan dan sejarah yang memberikan panduan bagi jiwa yang cinta kebaikan.*