Home Hikmah Di Jalan Allah, Apa Yang Perlu Ditakutkan?
Di Jalan Allah Apa yang Perlu Ditakuti

Di Jalan Allah, Apa Yang Perlu Ditakutkan?

by Imam Nawawi

Semakin cerdas seseorang dalam berpikir tidak menjamin kian bahagia kehidupannya. Sebaliknya semakin orang teguh di jalan Allah, semakin ia tenang, jauh dari ketakutan. Mengapa?

Mengapa bisa begitu? Itu pasti jadi pertanyaan kebanyakan orang.

Orang cerdas cenderung memiliki kemampuan berpikir abstrak yang luas, sehingga ia mampu membayangkan berbagai hal yang mungkin terjadi.

Oleh karena itu dalam manajemen mutu, seperti ISO, orang wajib menempatkan poin mitigasi resiko. Karena tidak jaminan semua rencana pasti berhasil.

Baca Juga: Lelah yang Jadi Modal

Semakin orang terobsesi dengan pencapaian standar tinggi dan itu urusan duniawi, semakin ia akan menjadi mekanik, mungkin juga robotic (hanya saja masih bisa merasa haus dan lapar), kemudian lelah luar biasa. Kalau tidak ada sama sekali landasan iman.

Perintah Allah

Namun berbeda halnya dengan orang yang hidup dan terus berusaha mengisi kehidupan dengan tetap di jalan Allah. Artinya tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan larangan-Nya. Ia akan bahagia selamanya.

Pertanyaannya, mengapa bisa setegas itu jaminannya?

Kita akan ambil satu firman Allah yang mengisahkan bagaimana Allah memerintahkan Nabi Musa as agar berjalan pada malam hari bersama Bani Israel.

Kondisi kala itu memang sudah tidak memungkinkan bagi Nabi Musa as dan Bani Israel menetap di Mesir. Kezaliman Firaun sudah di ubun-ubun.

Allah memerintahkan Nabi Musa as berjalan pada malam hari. Kemudian Allah memberikan jaminan (Lihat QS Thaha: 77).

لَّا تَخٰفُ دَرَكًا (kamu tak usah khawatir akan tersusul)

وَلَا تَخْشَىٰ (dan tidak usah takut).

Nabi Musa as tentu patuh dengan perintah itu. Kemudian apa yang terjadi, Firaun yang kuat dengan bala tentaranya tidak bisa mengejar Nabi Musa as dan mereka tenggelam di lautan.

Imani

Jadi, apa yang telah menjadi perintah Allah jalankan.

Jika mengamati apa yang Nabi Musa as alami, maka kita tidak cukup punya alasan, bahwa menjalankan perintah Allah itu merugikan.

Baca Lagi: Tegas Membagi Waktu

Masalah yang Nabi Musa as hadapi adalah soal tertangkap, disiksa dan bahkan langsung dibunuh. Akan tetapi, karena Nabi Musa komitmen di jalan Allah, jaminan Allah pun berlaku.

Dan, Allah tidak akan pernah (mustahil) menyelisihi janji-janji-Nya. Jadi, perbaiki iman dalam hati, imani apa yang datangnya dari Allah. Bukankah sepanjang hidup ini Allah tidak pernah meninggalkan kita?*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment