Home Kajian Utama Dewasa Pikir Selamat dari Pandir
Dewasa Pikir Selamat dari Pandir

Dewasa Pikir Selamat dari Pandir

by Imam Nawawi

Jika manusia mau merenungi hakikat hidup ini, maka ia akan sadar pentingnya berpikir. Semakin sering orang berpikir, bahkan sampai pada level bulug, maka ia akan selamat dari pandir.

Dalam Islam ada diksi yang lingkupnya lebih serius dari sekadar pandir, yakni jahiliyah.

Secara historis, jahiliyah itu menggambarkan kondisi penduduk Mekkah yang menolak kebenaran Islam alias kondisi tidak tahu dan tidak mau tahu akan ajaran Islam.

Indikatornya jelas, mulai dari membangga-banggakan nasab, memandang kemuliaan ada pada kedudukan dan harta. Serta memposisikan wanita sebagai pemuas nafsu belaka. Suka bermusuh-musuhan, anti kedamaian dan hidup dengan orientasi materialisme.

Boleh jadi tepat pikiran Muhammad Hendra dalam bukunya yang berjudul “Jahiliyah Jilid II” bahwa kejahiliyahan tidak saja ada pada masa itu.

Akan tetapi bisa hadir bahkan eksis dan menggurita pada masa kini, yang katanya modern dan maju.

Baca Juga: Berkhayal Politisi Rasional

Jadi, dewasa pikir dalam bahasan kali ini tidak saja tepat dalam timbangan rasional, tetapi juga spiritual. Yakni nilai-nilai dan ajaran Islam.

Iqra’ Bismirabbik

Lalu bagaimana agar diri mampu berpikir secara matang?

Langkah paling tepat adalah dengan memulai langkah Iqra’ Bismirabbik.

Iqra’ Bismirabbik merupakan gerbang utama menuju kedewasaan berpikir dan keselamatan dari pandir.

Hal ini karena Iqra’ Bismirabbik menyampaikan akal pada pemahaman mendalam tentang hakikat segala sesuatu yang Allah ciptakan.

Perintah membaca itu juga menarik jadi perhatian, mengapa harus membaca dengan nama Tuhanmu (Iqra’ Bismirabbik)?

Tidak lain karena sebelum Rasulullah Muhammad SAW bangsa yang gemar membaca itu telah ada. Akan tetapi mereka membaca tidak sampai pada level dewasa, yang menjadikan mereka mengenal Allah SWT sebagai pencipta manusia.

Sikap Mental

Ketika seseorang tercerahkan oleh wahyu, terutama Iqra’ Bismirabbik maka sikap mentalnya akan menjadi matang dan kokoh dalam kebenaran.

Baca Lagi: Pentingnya Berpikir Mengapa

Lihatlah bagaimana Hugh Kenendy dalam bukunya “Penaklukkan Muslim yang Mengubah Dunia” sampai terheran-heran dalam menulis sejarah umat Islam.

Kelompok orang yang dari tanah gersang melaju dengan sangat kencang, menerangi seluruh penjuru bumi dengan dakwah.

Ia tidak saja mengagumi kecepatannya, tetapi juga efek permanen yang terjadi, sehingga banyak penduduk di wilayah jauh mengubah bahasa dan keyakinannya menjadi Islam.

Semua itu adalah buah dari kedewasaan berpikir, yang membuat orang gemar bergerak dalam dakwah, ibadah, dan jihad.

Dalam kata yang lain, jika seseorang, umat, bangsa dan negara, penduduknya terjerembab pada cara berpikir pandir, itu artinya tak ada yang akan terjadi selain dari pada kekosongan dan ketiadaan.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment