Home Artikel Dari Mana Mulai Menulis?
"Pak Emil bilang, 'Mengapa kamu tidak menulis? Menulis-lah, kamu kan punya banyak pengalaman di luar negeri, berdiplomasi. Ini bagus untuk sejarah

Dari Mana Mulai Menulis?

by Imam Nawawi

Bukan hanya orang yang baru mau belajar menulis yang punya pertanyaan “Dari mana mulai menulis?”

Terkadang yang biasa menulis pun juga memiliki pertanyaan semacam itu.

Tapi kita akan tersadar untuk segera memulai kalau membaca ungkapan Emil Salim dalam menjawab pertanyaan itu.

“Kau tulis seperti apa yang kau rasa itu benar,” ujarnya kepada Tempo dari atas kursi rodanya (1/11/24).

Jadi, menulis tak perlu terlalu hirau pada sisi komersial dan popularitas. Mulailah dari kejujuran dan hati nurani.

Ajak

Emil tidak sekadar berbicara menulis itu mulai dari yang kita nilai benar. Ia juga aktif mengajak keponakannya menulis.

Emil mendatangi Chandra Salim, keponakannya yang menulis buku A Diplomatic Calling.

Saat peluncuran, Chandra menuturkan, “Pak Emil bilang, ‘Mengapa kamu tidak menulis? Menulis-lah, kamu kan punya banyak pengalaman di luar negeri, berdiplomasi. Ini bagus untuk sejarah.'”

Kang Maman juga sama, ia menulis tema-tema keseharian, bahkan yang ada dalam kenyataan tapi tak banyak orang menjangkau, seperti novelnya yang berjudul Re: dan Perempuan.

Seperti Emil Salim, Kang Maman kemana-mana mengajak orang menulis. Ia sedang menunaikan amanat dari sang ibu, “Jangan hanya bisa menulis, ajak orang lain juga bisa menulis”.

Mulai

Sekarang kita coba bertanya, bukankah setiap orang punya pengalaman? Jika, iya, jawabannya, maka jelas, semua orang tentunya bisa menulis.

Baca Juga: Jejak Kebaikan yang Harus Kita Tinggalkan

Tetapi yang akan bisa menulis adalah yang mau memulainya. Orang yang memulai pun akan berhenti, ketika gagal menjalankan aktivitas penting itu secara konsisten.

Dalam kata yang lain, memulai adalah gerbang untuk menetapkan titik awal menulis. Selanjutnya berjuanglah. Laksana bahtera yang memulai pelayaran, tak ada kata kembali. Maju terus hingga sampai ke pulau harapan.

Pepatah mengatakan 1000 langkah dimulai dari 1 langkah. Maka tugas kita sekarang selain tekun membaca, berdiskusi, bersegeralah memulai. Tuliskan apa yang jadi pengalaman kita.

Niatkan sebagai ibadah, lakukan dengan jujur dan sesuai kata hati.

Bukankah semua manusia tak ada yang lahir dalam keadaan pandai menulis?*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment