Home Kajian Utama Dakwah dengan Qaulan Sadida
Dakwah dengan Qaulan Sadida

Dakwah dengan Qaulan Sadida

by Imam Nawawi

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah ucapan yang benar.” (QS. Al-Ahzab [33]: 70).

Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir Al-Maghdzawi dalam bukunya “Berdakwah dengan Hati” menerangkan makna dari ayat suci Alquran di atas.

Baca Juga: Raih Bahagia dalam Dakwah

Qaulan sadida artinya ucapan yang benar. Pada ayat itu bermakna ucapan orang beriman mesti sesuai dengan Alquran yang dibawa oleh Rasulullah.

“Dan siapakah yang lebih baik perkatannya daripada orang yang menyeru (manusia) kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, ‘Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri).'” (QS. Fushilat [41]: 33).

Semangat Dakwah

Dengan demikian orang yang beruntung dalam pandangan Allah Ta’ala adalah orang yang mau berdakwah.

Dakwah adalah seutama-utama amal, pekerjaan, ketekunan para Nabi dan Rasul.

Ibn Taimiyah mengatakan bahwa dakwah adalah menyeru untuk manusia beriman kepada Allah dan kepada apa yang menjadi penyampaian serta keteladanan Rasulullah untuk sadar kemudian mengikuti dan mengamalkan nilai-nilai Islam.

Dengan demikian maka umat Islam harus bersemangat untuk mempelajari ajaran Islam kemudian mengamalkan dan mendakwahkan nilai-nilai Islam.

Lebih jauh harus mampu tabligh (menyampaikan) kebenaran Islam melalui kata-kata baik secara ucapan maupun tulisan bahkan sekarang bisa melalui editing video, animasi dan lain sebagainya.

Prinsipnya orang dapat semakin dekat kepada Allah kemudian mereka semakin baik dalam kehidupan sehari-hari.

Saluran Dakwah

Mengacu uraian singkat perihal dakwah dengan “Qaulan Sadida” maka ada PR langsung yang mesti menjadi garapan generasi muda Islam.

Yaitu menjadikan media sosial dan internet secara lebih luas sebagai saluran dakwah paling efektif.

Sikap pemuda Muslim dalam era media sosial harus tetap mengedepankan nilai-nilai adab.

Jujur, menghindari fitnah, tidak berdusta dan anti mengadu domba satu sama lain.

Dahulu dakwah tulisan harus melalui koran dan majalah. Sekarang cukup melalui status media sosial, website, youtube dan beragam saluran lainnya.

Dahulu ada Buya Hamka yang aktif menulis, tidak saja melalui koran dan majalah. Beliau bahkan mampu menerbitkan ratusan buku.

Bahkan Buya Hamka memiliki kemampuan dakwah yang sangat kuat, baik dalam hal lisan maupun tulisan.

Sekarang bagaimana anak-anak muda Muslim memanfaatkan media sosial untuk dakwah. Mulai dari meme, tulisan, website dan video.

Baca Lagi: Dakwah Islam di Papua Barat

Langkah ini perlu karena dalam sebuah catatan, generasi muda yang betah di dalam media sosial tidak kurang dari 125 juta jiwa.

Kemudian dalam sehari orang bisa betah sampai 8 jam berselancar dalam media sosial.

Tinggal bagaimana generasi muda mengerti ajaran Islam dengan baik, sehingga mampu berdakwah dengan prinsip Qaulan Sadida.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment