Home Kajian Utama Cobalah Tidak Mengeluh
Coba tidak mengeluh

Cobalah Tidak Mengeluh

by Imam Nawawi

Cobalah tidak mengeluh. Ungkapan itu enak kita dengarkan. Akan tetapi tidak semua orang sanggup mengamalkan.

Mengapa ada orang yang tidak sanggup mengamalkan, tidak lain karena kesadaran dalam hati dan pikirannya belum seutuhnya tegak atas dasar iman.

Pada saat yang sama, taman berupa ujian seringkali memang langsung menimbulkan rasa sakit baik lahir maupun batin. Namun bagi siapa saja yang mau mencoba untuk tidak mengeluh dia akan bertemu dengan kebahagiaan.

Baca Lagi: Langkah Membaca untuk Memahami

Ketika seseorang merasa dalam himpitan masalah yang tidak mungkin ia atasi, sebenarnya karunia Tuhan juga terus mengalir dalam kehidupannya.

Seperti kesehatan, keluarga yang utuh, lingkungan yang baik, dan bahkan pasangan yang setia. 

Apakah itu semua adalah hasil dari kerja keras manusia? Ataukah itu murni dari Allah subhanahu wa ta’ala?

Menyadari hal itu kita akan memilih untuk bersyukur. Seperti untaian sebuah lagu setitik ujian-Nya segudang karunia-Nya.

Jadi kita tidak boleh lemah hanya karena satu sisi yang sedang Allah uji. Justru kita harus semakin optimis bahwa setelah ujian akan datang kebahagiaan.

Ketamakan

Putri Sawwal dalam buku “Jangan Mengeluh Jadilah Tangguh” terangkan bahwa mengeluh adalah buah dari beragam sifat negatif. Dua diantaranya adalah iri dan ketamakan.

Mengeluh termasuk penyakit hati yang akarnya boleh jadi adalah iri dan dengki. Orang seperti itu apabila melihat orang lain lebih baik dia akan mengeluh akan nasibnya.

Dan, boleh jadi mengeluh itu adalah sebuah sikap tidak syukur. Makan lebih mencerminkan ketamakan akan kedudukan, peta ataupun keinginan-keinginan. Akibatnya jelas ia selalu tersiksa karena kondisi batinnya yang gelap itu.

Badiuzzaman Said Nursi berkata bahwa mengeluh adalah musibah. Yang itu semua berawal dari kesalahan dari cara berpikir dan perilaku yang mengedepankan keburukan.

Tanda Iman

Musibah atau masalah sebenarnya bukanlah kehinaan. Bagi orang beriman itu adalah tanda bahwa ia mendapatkan karunia dari Allah. Sebab setiap orang beriman akan Allah berikan ujian (QS. Al-Ankabut: 2).

Dalam sebuah tafsir terdapat keterangan bahwa Allah menguji hamba-hamba-Nya yang beriman sesuai dengan tingkat keimanan mereka. 

Dalam pengertian lain ujian itu pasti bisa kita atasi. Sejauh Kita yakin bahwa Allah menolong dan tentu saja ujian itu akan berakhir.

Baca Lagi: Sumber Ketenangan

Maksudnya adalah jelas agar iman kepada Allah itu semakin kokoh, teguh, sehingga dapat memberikan kebermanfaatan bagi kehidupan. 

Jadi sebenarnya secara hakikat kita lebih baik untuk bersyukur dengan semua masalah atau bahkan musibah yang kita hadapi. Sebab kalau kita betul-betul beriman maka semua itu sesungguhnya adalah cara Allah untuk menjadikan kita lebih bahagia atas dasar iman.

Masalah dan apapun namanya hendaknya tidak membuat kita goncang secara iman. Tetapi sebaliknya semua itu harus membuat kita semakin teguh dalam iman dan ketakwaan. Memang tidak mudah dan Karena itulah pahalanya luar biasa.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment