Home Hikmah Cinta yang Membunuh
Cinta yang Membunuh

Cinta yang Membunuh

by Imam Nawawi

Pertama kali dalam kehidupan dunia ini, cinta benar-benar telah membunuh. Yaitu kebutaan mata hati seorang anak manusia bernama Qabil yang membunuh saudaranya Habil. Demi cinta. Itulah cinta yang membunuh.

Fakta ini menarik kita kaji lebih jauh. Bagaimana sebuah cinta yang salah sasaran benar-benar mendorong manusia melakukan kerusakan bahkan pembunuhan.

Baca Lagi: Bolehkah Menulis Tema Cinta?

Ketika fakta seperti itu pernah terjadi dalam kehidupan dunia ini. Maka sepanjang sejarah umat manusia, selalu ada pembunuhan-pembunuhan atas nama cinta.

Cintanya pun tidak lagi sebatas soal wanita. Tetapi meluas dari harta, tahta hingga keingian terus berkuasa.

Manusia seperti itu biasanya memandang hidup hanya soal hawa nafsu. Hatinya dan akal sehatnya telah lama merana dan tak berdaya.

Iman

Cinta dalam islam ada yang bersumber dari iman. Ketika cinta bersumber dari iman maka orientasi mengarah pada maslahat. Bukan nikmat sesaat.

Karena itu akibat yang muncul kemudian selalu kebaikan demi kebaikan.

Sebagaimana cinta Nabi Muhammad SAW kepada Aisyah ra. Manusia yang tidak melihat dengan iman akan menyoal itu. Apalagi kalau ingat umur Aisyah yang belia.

Tetapi lihatlah fakta yang mengikutinya, betapa dengan adanya sosok putri Abu Bakar itu, kejelasan ilmu dan ajaran Islam untuk kaum wanita menjadi sangat jelas dan gamblang.

Hawa Nafsu

Namun kala ada cinta karena iman ada juga cinta karena hawa nafsu. Orang seperti ini akan melahirkan masalah, kesulitan dan kerusakan.

Seperit Fir’aun yang terobsesi bahwa dirinya adalah Tuhan. Ia akan membunuh siapa pun yang menentang dan potensial jadi musuh.

Bayangkan untuk hal itu ia membunuh bayi laki-laki dari Bani Israel.

Mengapa Fir’aun bisa seganas itu? Tidak lain karena dirinya sangat cinta dengan kekuasaan dan penghormatan bahkan penghambaan umat manusia.

Baca Juga: Dari Kagum Menjadi Cinta

Pada era modern pun hal seperti ini tetap terjadi. Indikasinya jelas, yakni ketika yang kuat mulai dengan senang hati menindas yang lemah.

Menghukum siapa pun yang memiliki pandangan berbeda. Sehingga hidupnya selalu bicara soal amarah, musuh, pembungkaman dan lain sebagainya.

Keitka itu terjadi pada diri seseorang, maka obat terbaiknya adalah kembali kepada jalan iman. Segera kembali, jangan tunda apalagi enggan.

Begitu manusia melepaskan iman dalam hatinya dan memperturutkan cinta harta dan dunia yang membutakan, sekejap kemudian ia akan jadi manusia pembunuh. Itulah cinta yang membunuh.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment