Mas Imam Nawawi

- Artikel

Cermat Membangun Kualitas Diri

Setiap orang sejatinya ingin membangun kualitas hidup, kualitas dirinya. Namun tanpa kecermatan, orang bisa terjebak pada kualitas semu, bukan kualitas yang sesungguhnya. Kualitas semu bisa jadi seseorang berhasil menjadi pemimpin dan mengundang tepuk tangan, tapi ia tak layak jadi teladan bagi pengikutnya. Mengapa, karena ia menjadi pemimpin tidak karena kedisiplinan dan tanggung jawab. Alhasil orang […]

Cermat Membangun Kualitas Diri

Setiap orang sejatinya ingin membangun kualitas hidup, kualitas dirinya. Namun tanpa kecermatan, orang bisa terjebak pada kualitas semu, bukan kualitas yang sesungguhnya.

Kualitas semu bisa jadi seseorang berhasil menjadi pemimpin dan mengundang tepuk tangan, tapi ia tak layak jadi teladan bagi pengikutnya.

Mengapa, karena ia menjadi pemimpin tidak karena kedisiplinan dan tanggung jawab. Alhasil orang seperti itu hanya bisa duduk sebagai pejabat tapi gagal sebagai pemimpin.

Buah Kecermatan

Pemimpin itu cermat, artinya ia memang menimbang segala pilihan tindakannya. Ia tidak melakukan satu hal pun kecuali telah melalui fase pertimbangan yang mendalam.

Ketika berhasil maka satu karakter kepemimpinan mulai hadir. Yakni munculnya aktivitas yang dapat mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan.

Pemimpin seperti itu tidak saja paham visi dan moral serta spiritual, tetapi juga mampu dalam hal kalkulatif yang tajam.

Sebagai contoh, kita adalah seorang ayah, tugas kita menjaga moralitas anak. Maka kita menetapkan satu komitmen bahwa anak harus paham dengan bahaya segala hal yang kita larang mereka melakukannya, utamanya dalam dunia digital. Kita pun sebagai orang tua siap untuk menemani mereka sepulang kerja dan sebelum berangkat kerja.

Jadi pemimpin cermat itu bukan saja tahu dan memberikan arahan, tapi kita turun mendampingi agar buah hati kita terlindungi.

Temukan Kualitas Pribadi

Sekarang saatnya kita menemukan apa kualitas pribadi kita selama ini. Hal ini penting karena akan memberi daya dukung kita dalam membentuk kualitas pribadi.

Saya senang menulis, maka saya bisa memimpin pribadi saya untuk terus tekun menulis. Teman-teman pasti memiliki kelebihan dan hobi baik tersendiri. Kalau memang sudah kita temukan, lakukan saja.

Ada ungkapan menyebutkan bahwa “Nilai dari kita tidak akan berkurang hanya karena orang lain belum mampu melihat kelebihan dan kualitas pribadi kita sendiri.”*

Mas Imam Nawawi