Kalau ada ajaran sekaligus teladan yang mendorong umat manusia bercita-cita, maka itu adalah ajaran Islam. Sayang, tidak banyak orang mau cerita bersama tentang cita-cita.
Ketika sedang persiapan Perang Khandaq sahabat Nabi kesulitan memecah sebuah batu.
Rasulullah SAW pun turun. Kemudian memukul batu itu hngga muncul kilatan api. Bersamaan dengan itu Nabi bersabda bahwa Romawi dan Persia akan dikuasai umat Islam.
Baca Juga: Merawat Cita-Cita Kita
Sejarah pun mencatat, bahwa tepat 642 Masehi, Khalifah Umar mengerahkan pasukan kaum Muslimin untuk menaklukkan Kekaisaran Persia dan berhasil. Persia takluk dan jarak dari ungkapan Nabi SAW hanya sepuluh tahun sejak Nabi SAW wafat.
Padahal ketika persiapan Perang Khandaq itu kondisi Nabi dan para sahabat kekurangan bahan makanan, hingga perut Nabi diganjal dengan tiga batu, untuk melawan kuatnya rasa lapar.
Tetapkan Cita-Cita
Memerhatikan kisah tersebut terang bahwa umat Islam mesti memiliki cita-cita yang tinggi dan hidup dalam rangka mewujudkan cita-cita yang tinggi itu.
Jangan pernah terjebak oleh realitas sekeliling dalam kehidupan kita. Seperti kondisi kurang, penuh keterbatasan dan lain sebagainya.
Tetap harus punya cita-cita tinggi dan mulia, lalu setiap detik waktu yang ada kita gunakan untuk berjuang mewujudkan cita-cita itu.
Rasulullah SAW pernah mengabarkan bahwa Romawi Timur (Konstantinopel) akan ditaklukkan.
Maka sejak masa Yzid bin Muawiyah, upaya itu telah dilakukan, menaklukkan Konstantinopel.
Namun pada 29 Mei 1453, barulah cita-cita itu terwujud dengan kegigihan perjuangan sultan ketujuh Turki Utsmani, Muhammad Al-Fatih. Ia menaklukkan konstantinopel saat usianya baru 21 tahun.
Dengan begitu segera tetapkan cita-cita dalam hidup kita.
Sharing
Spirit itulah yang saya bawa dalam forum Daurah Marhalah Ula, Mahasantri Sekolah Dai Ciomas Bogor (30/3/22).
Saya menyampaikan kepada mereka bahwa Islam adalah ajaran yang merangsang kaum muda mau bercita-cita mulia.
Rasulullah SAW telah memberikan keteladanan. Para sahabat Nabi dan kaum muda masa lalu sangat gigih mengisi hidup dengan perjuangan demi perjuangan mewujdukan cita-cita.
Baca Lagi: Kekuatan Aksi
Mengapa mereka seperti itu? Buya Hamka menerangkan bahwa itu karena mereka percaya 100% kepada Nubuwwah Nabi SAW.
Lebih jauh Alquran menegaskan bahwa kitab suci umat Islam itu adalah petunjuk bagi segenap umat manusia.
Lantas apakah pantas orang yang setiap hari membaca Alquran dan mengetahui kedahsyatan Alquran, lalu tidak memiliki cita-cita dan perjuangan kebaikan dalam hidupnya?
Tidak lama mahasantri itu pun berani maju dan menyampaikan cita-cita hidupnya.
Ada yang berkata, “Cita-cita saya menjadi dai, yang sepanjang hayat berdakwah untuk umat, bangsa dan negara.”
Sebuah kalimat cita-cita yang baru pertama ia nyatakan sepanjang hidup. Semoga Allah kabulkan cita-citanya.*