Home Artikel Cemas, Cemas dan Cemas, Ini Solusinya!
Cemas, Cemas dan Cemas, Ini Solusinya!

Cemas, Cemas dan Cemas, Ini Solusinya!

by Imam Nawawi

Mungkin dahulu orang bangga dengan kehadiran teknologi komunikasi dan informasi. Yang jauh bisa dekat, walaupun sebagian dari kita juga harus menelan pil pahit, yang dekat semakin jauh. Tetapi, itu belum seberapa dibanding dengan cemas, cemas, dan cemas alias anxiety.

Sebuah video mengatakan bahwa sekira 20% penduduk Amerika usia dewasa mengalami yang namanya cemas (anxiety).

Indonesia kondisinya juga tidak bisa kita sebut lebih baik. Terlebih belakangan tindak bunuh diri makin hari kian meningkat. Ironisnya itu juga dilakukan oleh kaum muda bahkan remaja.

Baca Juga: Kondisi Pikiran Bisa Sebabkan Cemas

Kecemasan itu bahkan sudah sampai pada level gangguan mental. Kompas.id melaporkan, “Diperkirakan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.”

Rileks

Saat orang mengalami hal tak terduga, misalnya tidak lulus mencari kerja, kuliah ataupun lainnya, berusaha tetap rileks adalah cara paling mungkin kita lakukan agar tidak terserang cemas (gangguan mental).

Misalnya suatu saat seseorang berjalan kaki, lalu terdengar anjing menggonggong begitu kuat karena jarak dekat, maka denyut jantung biasanya akan meningkat, pembuluh darah akan menyempit untuk memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke otak.

Mungkin adrenalin meluncur dalam jumlah tertentu yang membuat orang itu bersiaga atau malah lari sekencang mungkin. Jika itu terjadi, itu alamiah.

Artinya orang memilih bertahan. Oleh karena itu apapun dalam hidup ini hendaknya tidak perlu membuat kita cemas.

Kecemasan adalah kondisi tubuh memberi respon dalam kadar terlalu sedikit aktif. Dalam kata yang lain sikap tenang jauh lebih utama kita dahulukan.

Sikap tenang atau rileks akan memudahkan kita mengecek hal apa yang keliru dan bagaimana itu terjadi, sehingga ada proses berpikir mengetahui sisi-sisi penting yang perlu diperbaiki.

Tulis

Mungkin sebagian orang berpikir apa hubungannya kecemasan dengan menulis sebagai solusi. Tetapi itu memang terjadi.

Menuliskan pengalaman, harapan, impian dan bahkan kecemasan, itu dapat membantu seseorang mampu mengendalikan kecemasan berlebihan.

Menulis membantu seseorang mengetahui bagaimana seharusnya berpikir, apakah tepat atau kah belum.

Oleh karena itu belakangan ini telah ramai istilah journaling, yang mana kita sangat baik memulai pagi dengan menuliskan apa yang kita rasakan, pikirkan dan apa yang jadi harapan.

Baca Lagi: Gempa Jembatan Kiamat?

Tentu saja kondisinya akan lebih baik, kalau kita menulis dan kita baru saja membaca serta memahami satu ayat atau beberapa ayat kandungan dari Alquran. Insha Allah hati jadi adem banget.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment