Setiap orang merespon hidup dengan apa keadaannya. Tapi, Alquran memberikan kabar, bahwa kemenangan itu ada dalam keimanan.
Dalam situasi sulit, orang cenderung menggenggam harta. Tapi Allah malah mendorong kita berinfak.
Pertanyaannya mengapa? Karena dunia ini ujian. Dan, ujian paling berat adalah ujian keimanan. Lebih dalam lagi, hidup ini harus berdasarkan iman, bukan keadaan.
Siapa membantu sesama yang dalam kesulitan di dunia. Allah akan membebaskan orang itu dari segala kesulitan di akhirat. Sebuah petunjuk, bahwa jangan merasa untung karena egois. Karena keberhasilan sejati ada pada kepedulian atas dasar iman.
Dalam kata lain, rasionalitas manusia, hanya penting untuk menerjemahkan kehendak Allah. Bukan untuk menyelisihi apalagi menentang-Nya. Semakin sulit kondisi ekonomi, harus semakin tegak iman kepada-Nya.
Prioritaskan Iman
Nabi SAW bersabda, “Engkau bersedekah dan engkau dalam keadaan sehat dan sangat menginginkan, engkau takut kefakiran dan menginginkan kekayaan, dan janganlah engkau lalai. Hingga apabila (napas) telah sampai di kerongkongan, engkau berkata: Untuk fulan sekian dan untuk Fulan sekian, dan telah menjadi milik Fulan!” (HR Bukhari).
Hadits itu menjabarkan bahwa Allah ingin kita semakin berhajat, harus semakin taat. Jangan berharap pada harta, tapi bersandarlah kepada Allah.
Dalam kata yang lain, sedekah paling utama adalah ketika kita ingin harta. Tapi kita malah memilih untuk bersedekah. Semua itu karena kita ingin iman tetap hidup.
Kenikmatan Hidup
Ibn Qayyim Al-Jauziyah dalam Fawaidul Fawaid menguraikan tentang hal mendasar ini. Kenikmatan hidup.
“Kenikmatan hidup yang hakiki berbanding lurus dengan kecintaan kepada Allah. Sebesar kecintaan seorang Mukmin kepada Allah: sebesar itu pula kenikmatan hidup yang dirasakannya: walaupun secara kasat mata ia terlihat menderita.”
Saya teringat pesan-pesan Gus Baha. Salah satunya tentang kenikmatan yang hakiki itu adalah sujud. Ke depan, saat kita di akhirat. Kesan yang sangat dalam adalah ketika kita sujud saat hidup di dunia.
Jadi, kenikmatan hidup bukan semata soal harta. Tapi keimanan. Namun jangan salah sangka, kadang orang mudah berpikir tidak tepat. Kalau begitu kita harus jauh dari harta?
Ingat, harta itu perlu dalam konteks kita hidup di alam dunia ini. Namun, jangan pernah menggeser iman, sehingga harta menjadi tujuan.
Islam mendorong kita bekerja keras, disiplin dan sungguh-sungguh. Dan, semua itu kita perlukan untuk mengubah diri, keadaan bahkan arah sejarah masa depan. Jadi, cerdaslah, melihat Islam sebagai petunjuk sejati.*