Pernah dengar desa tertinggal? Tentu. Tapi pernahkah dengar moral kian tertinggal atau ditinggal?
Ini adalah fakta dan semakin memprihatinkan kala melihat laporan dari Majalah Tempo Edisi 1 -7 Februari 2021.
Pada cover Majalah Tempo dipasang gambar seekor tikus berbalut toga kebesaran seorang guru besar yang di samping kiri terdapat tulisan menohok.
Baca Juga: Hadirkan Kecerdasan Ekstra
“Wajah Kusam Kampus. Sejumlah rektor perguruan tinggi yang diduga menjiplak karya ilmiah lolos dari sanksi. Universitas sibuk mengejar peringkat mengabaikan mutu riset.”
Pada intinya, majalah yang memang kerap fenomenal itu mengurai bahwa terdapat kejadian-kejadian tidak patut dilakukan para pegiat pendidikan bahkan oleh mereka yang bergelar guru besar untuk duduk pada jabatan rektor.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa moral benar-benar kian teringgal atau ditinggalkan. Tak ada yang lebih utama dari memperturutkan hawa nafsu walau itu sebuah profesi mulia yang amat menentukan wajah bangsa ini, yaitu pendidikan.
Peringatan Jokowi
Presiden Jokowi, kala itu masih sebagai Gubernur DKI pernah mengatakan bahwa, “Kita selalu ramai urusan matematika, biologi, fisika. Tapi akhlak, moral, ditinggalkan, dilupakan, begitulah,” ujarnya di Balaikota Jakarta Pusat pada Senin 5 Mei 2014 siang seperti dilansir kompas.com.
Kemudian Jokowi menyatakan, “Pendidikan karakter anak, etika, budi pekerti, sopan santun, harus segera dilakukan. Kalau tidak kita terus begini.”
Jika melihat tahun Presiden Jokowi mengatakan hal itu (2014) dan kini (2021) kejadian pelanggaran akademik oleh sebagian guru besar dan dosen terus terjadi, artinya belum ada tidnaklanjut nyata dalam upaya tersebut.

Segera indahkan moral atau semua akan tertinggal
Dengan demikian, peringatan tinggallah peringatan. Tapi jangankan peringatan manusia, bahkan presiden. Peringatan Tuhan pun tampaknya tidak lagi benar-benar diperhatikan.
Situasi ini yang menjadikan bangsa Indonesia tidak bisa maju. Sebab kata Prof Salim Said, “Tuhan pun tidak ditakuti di negeri ini.”
Bahaya Besar
Saat moral kian tertinggal atau ditinggal maka apa pun yang dilakukan oleh manusia pada akhirnya akan mengantarkan bangsa ini pada sebuah panen yang amat buruk dan mengerikan.
Baca Juga: Disentil Ustadz Fauzil
Seorang kolega mengatakan kepadaku, “Kita tengah panen bencana dimana-mana karena buruknya akhlak manusia.”
Dengan demikian, mari serukan agar seluruh komponen di negeri ini, terutama para pejabat, pegiat pendidikan di kampus dan sekolah serta masyarakat luas untuk kembali menggunakan moral sebagai “pakaian” dalam berintelektual dan berilmu pengetahuan.
Jika tidak, seperti yang selama ini terjadi, bencana akan datang menyapa, bahkan lebih jauh, jika terus bangsa ini bebal, siksa dan adzab akan datang melanda. Sebelum semua itu terjadi, mari kembali menjadi manusia yang benar-benar mengedepankan moral, akhlak, dan integritas.
Berhentilah memandang jabatan sebagai keindahan yang harus dikejar dengan beragam cara, bahkan menabrak rambu-rambu regulasi nurani yang Tuhan tetapkan. Sebab itulah awal dari semua bencana datang melanda.
Belum terlambat, mari kita berbenah. Insha Allah esok masih terbentang langit yang luas yang menawarkan berkah tiada hingga dari sisi-Nya.
Mas Imam Nawawi_Perenung Kejadian
Bogor, 19 Jumadil Akhir 1442 H