Bismillah menikah sengaja saya tulis sebagai sebuah spirit untuk para pemuda yang masuk usia matang (25 tahun ke atas) namun masih ragu bahkan takut unuk menikah.
Pertama, penting sekali menyadari bahwa menikah adalah kebaikan. Bahkan itu merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW. Jadi, menikah berarti keputusan iman, keyakinan dan pengharapan kepada Allah Ta’ala.
Baca Lagi: Cinta yang Membunuh
Kedua, secara fitrah, manusia memiliki hasrat, keinginan dan kehendak untuk menikah. Oleh karena itu menikah berarti memelihara eksistensi secara paripurna.
Ketiga, menikah adalah perintah Allah. Barang siapa karena iman menjalankan perintah Allah, mustahil Allah tidak akan memberikan pertolongan, bantuan dan solusi atas tantangan dan kesulitan yang akan dihadapi kala mengarungi samudera kehidupan bersama keluarga.
Problem Umum
Ketika bicara cinta, anak muda sangat antusias. Tapi kalau sudah masuk ke pernikahan, sebagian menjadi kurang gairah. Ada rasa takut yang tak biasa.
Ketakutan paling umum tampak dari ungkapan sederhana mereka, utamanya pemuda. “Mau dikasih makan apa anak orang.”
Ungkapan itu tentu karena sang pemuda merasa belum memiliki penghasilan lebih dari cukup, sehingga uang sering kali menjadi hambatan terbesar untuk segera menikah.
Alasan itu memang rasional, untuk kebutuhan diri sendiri belum terpenuhi. Apalagi menanggung hidup istri.
Tetapi, dalam hal kehidupan, kita tidak hidup dengan hukum ekonomi semata. Ada juga hukum Allah, yakni siapa yang bertakwa maka Allah akan berikan jalan keluar.
Artinya, kalau sadar uang belum cukup. Maka jangan takut untuk menikah. Tapi perbaiki takwa kepada Alah. Ingat orang bertakwa itu mustahil malas, anti sia-sia, dan sangat gemar pada kebaikan.
Kalau seorang pemuda fokus dan serius membangun ketakwaan dalam dirinya sama saja dia semakin produktif, aktif dan antusias dalam ragam kebaikan.
Kata Alquran, “Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin).”
Dalam kata yang lain, tekunlah belajar, rajin berlatih, bekerja lebih semangat dan jangan lupa, tancapkan niat ingin segera menikah. Insha Allah soal keuangan akan Allah berikan solusinya.
Belum Pacaran
Sebagian orang memandang bahwa menikah harus bermula dari pacaran. Walau singkat kalau bisa pacaran terlebih dahulu. Tapi teori ini sebenarnya tak selalu relevan dengan kenyataan.
Justru banyak orang yang menikah karena niat iman dan ingin membangun keluarga sakinah hidup bahagia walau tanpa berpacaran lebih dahulu.
Hal ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah perkara iman. Islam membolehkan seorang pria untuk nadhar (melihat) calon istri, tentu pada bagian yang patut menurut ajaran Islam.
Baca Juga: Nikah itu Rasional
Kemudian, mengenal calon pasangan tak harus melulu melalui pacaran. Cukup dari informasi orang terpercaya.
Dan, biasanya yang amat penting untuk masing-masing saling tahu adalah soal karakter, kepribadian dan akhlak keseharian sang calon pasangan.
Oleh karena itu soal pernikahan memang harus terbuka, satu sama lain dalam keluarga saling mengerti, sehingga bisa saling memahami dan mendukung.
Sampai di sini, apakah masih ada keraguan atau bahkan rasa takut untuk menikah?*