Karim tampak merenung siang itu. Entah apa yang menggelayuti pemikirannya. Tapi tidak lama berselang ia bersuara, “Saya berniat dan akan bertekad untuk lebih bisa komunikasi dengan orang untuk mereka ikut terlibat dalam kebaikan,” ucapnya tegas. Berniat kemudian bertekad memang awal keberhasilan.
Pria yang baru berusia 22 tahun itu tampak berseri-seri wajahnya usai mengutarakan niat dan tekadnya dalam kebaikan.
“Saya merasa diri lebih semangat usai menyampaikan niat dan tekad saya,” ucapnya dengan wajah menyala.
Energi
Orang yang memiliki niat dan tekad pasti orang yang telah melakukan pemikiran mendalam akan makna hidup. Ia sadar bahwa harus menempuh jalan kebaikan, walau tampak tidak mudah dan penuh dengan cobaan. Semua ada resiko, tetapi resiko yang mendatangkan kebahagiaan adalah hal penting untuk kita hadapi.
Tetapi Karim sadar, tak ada kebahagiaan tanpa perjuangan dan pengorbanan mewujudkan apa yang jadi niatnya dalam mengisi kehidupan waktu-waktu berikutnya.
Begitu Bilal ra memasang niat dan tekad menjadi Muslim, semua jenis siksaan sadis tak mampu mengubahnya menjadi insan bermental budak dan kembali pada kejahiliyahan. Bilal bahkan rela mati demi imannya.
Keberhasilan tidak akan jauh dari niat yang kokoh dan tekad yang solid. Dakwah Islam tidak akan sampai ke Indonesia, kalau dahulu para dai, pedagang dan ulama tidak memilih berani mengarungi samudera demi dakwah.
Dan, itulah energi. Sebuah kekuatan yang tak akan pernah padam, karena memang lahir dari kesadaran dan pengetahuan.
Mental yang Kuat
Orang yang memiliki niat dan tekad yang kuat memiliki ketahanan mental yang kokoh. Kondisi batinnya jauh lebih baik dalam menghadapi kegagalan atau kesulitan daripada orang yang tak punya niat dan tekad untuk mencapai kebaikan.
Mereka melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai alasan untuk menyerah. Begitulah Nabi Muhammad SAW saat dakwah ke Thaif dan mendapatkan penolakan. Nabi tidak berputus asa. Malah mendoakan agar seluruh keturunan warga Thaif kelak beriman. Dan, terbukti.
Kalau kita ke Thaif, akan kita temukan Masjid Abdullah Ibn Abbas. Masjid ini memiliki nilai sejarah karena dibangun oleh sahabat Nabi yang terkenal dengan ilmunya. Berziarah ke masjid ini dapat menjadi pengalaman spiritual yang berharga bagi jamaah.
Bukankah dahulu orang Thaif menolak Islam? Ya, tapi berkat mentalitas yang kuat dan penuh kegigihan, akhirnya dakwah Nabi SAW membuahkan hasil. Islam itu kini berkobar di Thaif.
Puncaknya kita mesti memahami bahwa niat dan tekad adalah bahan bakar untuk tak pernah padam.
Secara keseluruhan, niat dan tekad yang kuat adalah bahan bakar yang mendorong individu untuk bekerja lebih keras, mengatasi rintangan, dan mencapai kesuksesan.
Pendiri Hidayatullah, KH. Abdullah Said berpesan bahwa dalam hidup harus punya 3 keras. Yaitu: berpikir keras, beribadah keras, bekerja keras.
Jadi, wajar kalau mereka (yang punya niat dan tekad) memiliki motivasi internal, fokus, disiplin, ketahanan mental, dan semangat yang tinggi, yang memungkinkan mereka untuk melampaui batas kemampuan mereka dan mencapai tujuan yang mereka impikan.*